Berbisnis Tanaman Hias di Tengah Pandemi, Raup Jutaan Rupiah Setiap Pekan

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 11:12 WIB
PROSPEKTIF: Fai Juleha memperlihatkan koleksi tanaman hiasnya di rumahnya, kemarin (28/9). Tanaman hias tengah naik daun selama pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat para pedagang tanaman hias diserbu masyarakat. (inzet) Monstera atau tanaman janda bolong. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
PROSPEKTIF: Fai Juleha memperlihatkan koleksi tanaman hiasnya di rumahnya, kemarin (28/9). Tanaman hias tengah naik daun selama pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat para pedagang tanaman hias diserbu masyarakat. (inzet) Monstera atau tanaman janda bolong. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Tanaman hias tengah naik daun selama pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat para pedagang tanaman hias diserbu masyarakat. Keuntungan jutaan rupiah pun bisa mereka raup hanya dalam sepekan.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Di lapak milik Fai Juleha misalnya, saban hari selalu didatangi warga yang ingin membeli koleksi tanaman hias. Radar Banjarmasin, Senin (28/9) sengaja datang ke sana untuk melihat aktivitas perempuan 34 tahun ini.

Lapak milik ibu dua anak ini berada di rumahnya, di Jalan Sapta Marga, RT 7, RW 3, Banjarbaru. Saat sampai di sana, wartawan koran ini disambut aneka jenis tanaman hias yang berjejer rapi di teras.

Fai mengaku baru mulai berjualan tanaman hias setahun terakhir ini. Awalnya, dirinya hanya hobi mengoleksi tanaman jenis Miana. "Setiap saya beli Miana,banyak yang titip. Melihat banyak peminatnya, saya memutuskan untuk berjualan," katanya.

Di awal-awal menggeluti bisnis tanaman hias, lapak Fai memang tidak pernah sepi. Namun, ketika virus corona mewabah usahanya semakin ramai. "Pembeli meningkat sampai 70 persen," ujarnya.

Ramainya pembeli menurutnya karena orang-orang bosan terlalu lama berada di rumah, ketika diterapkannya work from home (WFH). Untuk menghilangkan rasa bosan itu lah, banyak yang memilih mengoleksi tanaman hias untuk memperindah suasana rumah. "Sebagian besar yang membeli tanaman di sini para pegawai negeri. Ada juga yang memang pecinta tanaman," bebernya.

Banyaknya pembeli, memutuskan Fai untuk menambah koleksi tanaman yang banyak dicari orang. Salah satunya, berbagai jenis Aglonema. "Saya punya sekitar 30 jenis Aglonema. Saya beli dari salah satu agen di Banjarbaru," kata Fai.

Dari puluhan jenis Aglonema yang dikoleksinya, dia mengungkapkan, yang paling banyak dicari pembeli yakni Red Anjamani dan Legacy. Dua varian ini dihargai Rp250 ribu sampai Rp300 ribu. "Kalau yang paling mahal jenis Suksom Culture, harganya Rp700 ribu satu pot. Atau Wulandari, Rp500 ribu satu pot," ungkapnya.

Selain Aglonema, Fai juga menjual puluhan jenis Miana. Mulai dari yang lokal hingga premium. "Yang lokal, saya punya sekitar 20 jenis. Kalau yang premium, kurang lebih 70," sebutnya.

Dijelaskannya, perbedaan Miana lokal dan premium dapat dilihat dari motif daunnya. Yang premium warna merahnya lebih tegas dan punya banyak motif yang indah. "Selain itu, kalau yang lokal saya bisa membudidayakannya sendiri. Tapi yang premium saya harus mendatangkannya dari Sumatera dan Jawa," jelasnya.

Harganya pun berbeda, Fai mengungkapkan, untuk Miana lokal hanya dijual Rp15 ribuan per polibag. Sedangkan Miana premium, Rp50 ribuan per pot. "Yang paling banyak peminatnya Miana premium, karena lebih cantik," ungkapnya.

Akan tetapi, dari sekian koleksi tanamannya, Aglonema yang paling laku. Setiap hari selalu saja ada pembelinya. "Paling ramai di akhir pekan. Saya selalu menghasilkan jutaan rupiah dari penjualan tanaman Aglonema dan Miana," beber Fai.

Secara terpisah, salah seorang pencinta tanaman hias, Nurul Inayah mengaku suka mengoleksi tanaman hias karena indah dan bagus untuk rumah. "Di samping itu bisa untuk mengisi kegiatan dan penghilang stres," katanya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X