BANJARMASIN - Pikada tetap digelar di tengah pandemi. Mau tak mau, pengumpulan massa dilarang. Kampanye kini harus mengandalkan media sosial.
Masing-masing timses pun mulai gencar mengunggah tulisan, foto dan video. Tingginya intensitas kampanye di medsos, menambah kerawanan kampanye hitam dan ujaran kebencian.
Ancaman itu diperingatkan Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Kalsel. Sebagai wadah berkumpulnya 33 suku Nusantara yang hidup berdampingan di Banua.
"Kami meminta kepada seluruh ketua suku dan anggota jangan terprovokasi. Tetap menjaga agar daerah kondusif," kata Ketua IKASBA, Aliansyah, Rabu (30/9).
Bukan cuma jangan mudah terpancing, tapi juga jangan ikut-ikutan memperkeruh suasana.
Bukan berarti Aliansyah berniat melarang anggota IKASBA untuk ikut meramaikan pemilu 9 Desember tersebut.
Asalkan ketua suku tak menyelewengkan posisinya. Memaksa anggotanya untuk memilih kandidat yang ia dukung. Entah di Pilgub, Pilwali atau Pilbup.
Lebih bagus lagi jika mereka meringankan tugas Bawaslu dan Polri dalam pengawasan pemilu. "Kami bebaskan semua anggota untuk memilih. Jangan golput. Karena ini demokrasi," tutupnya. (gmp/fud/ema)
