Buzzer; Teman atau Lawan..? Begini Pendapat Ahli IT

- Sabtu, 3 Oktober 2020 | 10:09 WIB
Ahli Teknologi Informasi Poliban Banjarmasin, Agus Setiyo Budi
Ahli Teknologi Informasi Poliban Banjarmasin, Agus Setiyo Budi

BANJARMASIN - Pilkada serentak di era pandemi ini memang beda. Paling mencolok adalah masa kampanye. Jika biasanya ada rapat umum, sekarang pasangan calon (paslon) dituntut agar memanfaatkan media sosial (medsos) untuk sosialisasi ke masyarakat.

Kondisi ini menjadi ladang bagi para buzzer. Pasukan jagat maya ini punya peran penting untuk membuat konten-konten yang dapat mendongkrak popularitas paslon maupun menjatuhkan rival-rival paslonnya.Bisa menjadi kawan atau lawan.

Ahli Teknologi Informasi di Banua, Agus Setiyo Budi melihat medsos sudah menjadi teman hidup mayoritas masyarakat di Indonesia, termasuk Banjarmasin. Apalagi semenjak pandemi melanda. Hiburan satu-paling banyak dilakukan adalah medsos.

“Pandemi ini memaksa orang banyak di rumah dan semakin akrab dengan hiburan berbasis handphone,” ujarnya, Jumat (2/10) siang.

Dari sini bisa dilihat, tingginya aktivitas masyarakat menggunakan medsos, menjadi strategi tim pemenangan paslon untuk mengenalkan paslon kepada masyarakat. “Secara umum, peranan tim TI sangat menentukan arah politik,” kata Kepala UPT TIK Politeknik Banjarmasin ini.

Anggota Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) Kalsel ini menjelaskan arti kata buzzer. Mereka yang bekerja sebagai tim TI untuk menyampaikan informasi dan mendistribusikan berita berdasarkan pesanan tanpa melihat fakta disebut buzzer. Seiring berjalannya waktu, kebanyakan di medsos menyebutnya dengan sebutan "tim kreatif”.

Apakah tim kreatif itu hanya menyampaikan atau mem-posting hal-hal positif saja atau sebaliknya? Entahlah, yang jelas sebutan buzzer yang cenderung bersifat negatif. Membuat mereka jarang menggunakan sebutan itu. “Kalau buzzer sudah terlanjur negatif, itu yang saya tangkap dari info-info di medsos,” katanya.

Balik lagi ke pasukan buzzer. Berbagai strategi yang sudah disiapkan terbantukan dengan kemampuan pasukan jagat maya ini. Kepiawaian yang andal dalam mengumpulkan data-data statistik khusus, seperti tingkat pendidikan di suatu daerah, dapat diprediksi, strategi seperti apa paling cocok agar bisa memmengaruhi massa.

Kebanyakan pola masyarakat saat ini terlalu banyak informasi, cenderung tidak lagi sempat menyaring. Apakah informasi itu benar atau hoax. Selama tidak ada yang meng-counter balik serangan negatif yang beredar, akan terus mengendap pada persepsi masyarakat.

Namun,jika suatu daerah dengan tingkat pendidikan di atas rata-rata, cukup sulit diserang dengan isu-isu negatif. Alih-alih ingin menjatuhkan lawannya, tidak mustahil, malah bisa berbalik men-support yang diserang.

“Untuk Banjarmasin, masyarakatnya tidak mudah disuguhi informasi dengan strategi serangan isu negatif. Karena tingkat pendidikan sudah baik,” katanya.(gmp/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X