Tahun ini, Intensitas Karhutla Diklaim Turun Drastis; Terbantu Musim Kemarau Basah

- Sabtu, 3 Oktober 2020 | 11:15 WIB
BERI KETERANGAN: Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syharanie mengklaim bahwa ada penurunan intensitas Karhutla akhir-akhir ini di Banjarbaru. Faktor cuaca dan musim kemarau basah disebut yang salah satu memengaruhi. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
BERI KETERANGAN: Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syharanie mengklaim bahwa ada penurunan intensitas Karhutla akhir-akhir ini di Banjarbaru. Faktor cuaca dan musim kemarau basah disebut yang salah satu memengaruhi. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Dibandingkan dengan kejadian Kebakaran Hutan & Lahan (Karhutla) periode lalu. Karhutla di wilayah Kota Banjarbaru tahun ini diklaim lebih jinak.

Pasalnya, semenjak terdeteksi sekitar beberapa pekan lalu. Intensitas Karhutla di wilayah Kota Idaman dinilai tak terlalu besar. Meskipun angka kasus rata-rata memang masih terjadi setiap hari namun dengan skala luasan yang kecil.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie menyebut dari data pihaknya. Karhutla sekarang memang punya intensitas yang tidak semasif tahun sebelumnya. Bahkan diklaimnya terjadi perbedaan mencapai 50 persen lebih.

"Memang hampir setiap hari masih ada kejadian, namun luasannya (yang terbakar) tidak terlalu besar, rata-rata 0,5-1 hektare. Jadi memang, kita lihat ada penurunan intensitas dibanding tahun lalu," ujarnya.

Penurunan intensitas ini kata Zaini dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya yang sangat berpengaruh ujarnya adalah faktor cuaca atau musim. Yang mana sekarang statusnya katanya adalah musim kemarau basah.

"Jadi memang meski kita masuk musim kemarau, namun ini termasuk kemarau basah, karena ada terjadi hujan, tidak kemarau kering. Ini sangat memengaruhi intensitas Karhutla yang terjadi," katanya.

Selain faktor alam, penanganan yang ikut dibantu penuh oleh pihak Provinsi kata Zaini juga berdampak besar. Sebab, wilayah Guntung Damar katanya sudah dilakukan upaya mitigasi terlebih dahulu oleh Pemprov Kalsel.

"Karena kan salah satu wilayah di Banjarbaru yang biasanya parah adalah Guntung Damar. Nah, berkat adanya program pipanisasi untuk pembasahan lahan di kawasan itu sangat membantu mencegah kebakaran terjadi," jelasnya.

Namun meski terjadi penurunan, ia sendiri menegaskan bahwa kewaspadaan untuk Karhutla tetap sama. Karena memang kata Zaini, penanganan Karhutla ini masih akan berlangsung selama kurang lebih dua bulan ke depan.

"Personel kita selalu siap, baik siaga di posko induk maupun patroli. Karena memang kejadian itu masih ada terjadi. Lalu juga diprediksi puncak kemarau terjadi Oktober ini, maka tentu kita juga harus selalu siap apabila intensitasnya bakal meninggi," tuntasnya.

Saat ini dari data BPBD Kota Banjarbaru. Jumlah luasan lahan yang terbakar karena Karhutla mencapai 20 hektare lebih dengan wilayah dominan di Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin. Adapun salah satu faktor penyebab tertinggi karena pembukaan lahan dengan sengaja, sisanya karena faktor alam. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X