Daya Beli Turun, Kalsel Deflasi 0,3 Persen

- Sabtu, 3 Oktober 2020 | 11:39 WIB
Ilustrasi jual beli. | Foto: 99.co
Ilustrasi jual beli. | Foto: 99.co

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, telah merilis Indeks Harga Konsumen (IHK). Dari catatan mereka, IHK Kalsel mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,3 persen secara bulanan (month-to-month) pada September 2020.

Sementara secara tahun berjalan: Desember 2019 - September 2020 (year-to-date) mengalami deflasi sebesar 0,03 persen. Sedangkan secara tahunan: September 2019 - September 2020 (year-on-year) terjadi inflasi 1,04 persen.

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, Kalsel mengalami deflasi pada September 2020 dikarenakan adanya penurunan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Seperti, kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turun 0,83 persen. Serta, kelompok transportasi minus 0,68 persen.

"Kelompok pakaian dan alas kaki indeks harganya juga turun sebesar 0,17 persen. Kemudian, kelompok kesehatan turun 0,01 persen. Lalu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,01 persen," katanya.

Dia mengungkapkan, dari sejumlah kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga tersebut, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kalimantan Selatan. "Di antaranya, angkutan udara, daging ayam ras, pepaya, telur ayam ras, dan bawang merah," ungkapnya.

Lanjutnya, sementara untuk kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga. Yaitu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,17 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen.

"Dari kelompok ini, komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi antara lain, ikan gabus, bawang putih, minyak goreng, cumi-cumi dan bayam," ujarnya.

Selain ada yang mengalami penurunan dan kenaikan indeks harga, Edy menyebut ada beberapa kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks harga dibanding Agustus 2020. Yakni, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya. Dengan kelompok pendidikan, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.

Sementara itu, apabila inflasi antarkota di Kalimantan dibandingkan, Edy menyampaikan, di Pulau Kalimantan terdapat 12 kota IHK. Empat kota mengalami inflasi, sedangkan sisanya mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,63 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Pontianak sebesar 0,01 persen," ucapnya.

Sedangkan, kota yang mengalami deflasi tertinggi ialah Balikpapan dengan penurunan IHK sebesar 0,46 persen. "Sementara daerah yang mengalami deflasi terendah yaitu Singkawang, sebesar 0,01 persen," pungkas Edy.

Sementara untuk nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,05 persen pada September 2020 atau sama dengan periode Agustus-Juli yang juga mengalami deflasi.

Dengan terjadinya deflasi, inflasi tahun kalender Januari-September 2020 mencapai 0,89 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,42 persen.

Dengan demikian, selama tiga bulan berturut-turut telah terjadi deflasi pada perekonomian nasional. Yaitu Juli sebesar 0,10 persen dan Agustus serta September masing-masing 0,05 persen.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X