MARTAPURA – Penjaja kembang bagi penziarah yang akan nyekar ke makam mengaku selalu mendapatkan penghasilan lebih tiap akhir pekan apalagi saat bulan suci. Seperti yang disampaikan Acil Pasilah yang menjual rangkaian kembang bagi pengunjung yang akan ke Kubah Abah Guru Sekumpul Martapura. “Sabtu dan Minggu selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Penziarah sangat banyak ke Kubah Abah Guru Sekumpul,” kata Acil Pasilah saat diajak ngobrol di Komplek Sekumpul.
Ia mengaku, tidak sembarang bisa berjualan kembang di Komplek Sekumpul. Pasalnya, kehadiran mereka sangat dibatasi, selain untuk alasan ketertiban, juga tidak menggangu bagi pelayanan jamaah ziarah menuju kubah.
Pasilah mengaku cukup beruntung, posisi jualannya juga cukup strategis jika dibanding dengan rekan sesama penjaja kembang di luar komplek. “Satu ikat harganya Rp 5 ribu satu rangkaian terdiri dari kembang sepatu, melati, dan kenanga,” tambah Acil Pasilah tanpa mau merinci penghasilanya saban akhir pekan kendati dirayu secara halus.
Dari jual kembang, ujarnya, bisa menutupi kekurangan rumah tangga dengan 4 anak. Ia sejatinya bukan berasal dari keluarga yang sangat miskin, suaminya saat ini berstatus sebagai pegawai pemerintah, Pasilah tergerak hati berjualan kembang untuk menambah penghasilan serta sudah terbiasa mencari uang. (mam/ij/ram)