Proyek Rp10 M Terancam Molor

- Rabu, 7 Oktober 2020 | 10:29 WIB
LICIN: Proyek jalan Tg Semalantakan - Sulangkit molor. Jalan belum dilakukan perkerasan. Pekerjaan yang dianggarkan Rp10 miliar ini terancam molor.
LICIN: Proyek jalan Tg Semalantakan - Sulangkit molor. Jalan belum dilakukan perkerasan. Pekerjaan yang dianggarkan Rp10 miliar ini terancam molor.

KOTABARU - Warga pelosok kecewa dengan perkembangan pekerjaan pengerasan jalan dari Tanjung Semalantakan ke Sulangkit, Kecamatan Pamukan Selatan. Sisa pekerjaan tinggal dua bulan, tapi jalan masih berupa padatan tanah liat, yang kini mulai berlubang dalam bekas alur kendaraan roda empat.

"Kalau nanti hujan lebat, pasti susah dilalui, licin," kata Alimudin, sopir pikap kepada Radar Banjarmasin, Sabtu (31/9) tadi.

Markunah yang tinggal persis di pinggir jalan berharap jalan itu segera diselesaikan. Karena jika hanya tanah dipadatkan, pekerjaan itu ia nilai sia-sia saja. Malah akan tambah parah ketika musim hujan di akhir tahun nanti.

Warga mengatakan, kendala pekerja di lapangan karena alat mereka sering rusak. "Banyak nganggurnya. Rusak terus alatnya," kata Udin yang saat itu berbincang dengan rekannya di pinggir jalan, tepi kebun.
Dari pantauan wartawan di lapangan, pekerjaan saat itu baru berupa pelebaran jalan dan pengerasan tanah. Sebagian jalan sudah berlubang akibat dilalui kendaraan roda empat.

Kabid Jalan Dinas PUPR Kotabaru Frans menjelaskan, pekerjaan itu dianggarkan dengan pagu Rp10 miliar. Panjang jalan yang harus diselesaikan 7,1 kilometer.

Sekretaris Dinas PUPR Kotabaru Astuti Tri Suprapti tidak menjawab sudah berapa persen pekerjaan jalan itu. Ia hanya mengatakan, pekerjaan masih sesuai jadwal.

Namun menariknya, pada keterangan selanjutnya, ia malah menyiratkan pekerjaan itu justru terlambat dari jadwal yang ditentukan. "Sangsi keterlambatan sudah kami sampaikan berupa SP 1 pada bulan September. Pekerjaan sekarang tahap pengamparan LPB karena timbunan di beberapa titik sudah selesai dikerjakan," ujarnya, Selasa (6/10) kemarin.

Kendala yang dihadapi pemborong, katanya, karena curah hujan yang tinggi saat pekerjaan dimulai. Direksi terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin. "Di akhir kontrak pada akhir November kami harapkan pekerjaan sudah selesai," pungkasnya. (zal/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X