Tambah Sepi saat Pandemi, Tapi Masih Ada PSK di Pembatuan

- Kamis, 8 Oktober 2020 | 18:10 WIB
TERDAMPAK COVID: Suasana eks Lokalisasi Pembatuan di Jalan Kenanga, Kelurahan Landasan Ulin Timur, kemarin. Kawasan ini semakin sepi semenjak pandemi Covid-19. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TERDAMPAK COVID: Suasana eks Lokalisasi Pembatuan di Jalan Kenanga, Kelurahan Landasan Ulin Timur, kemarin. Kawasan ini semakin sepi semenjak pandemi Covid-19. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Empat tahun sudah eks Lokalisasi Pembatuan ditutup Pemko Banjarbaru. Kini kondisinya sudah banyak berubah, dengan berdirinya Kantor Kecamatan Landasan Ulin dan Puskesmas Landasan Ulin di sana. Perubahan pun semakin terasa, ketika Covid-19 mewabah.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Radar Banjarmasin (7/10) melihat langsung bekas lokalisasi di Jalan Kenanga, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin tersebut. Tempat prostitusi yang ditutup pada 2016 ini tampak lebih sepi dari biasanya.

Toko dan warung di sepanjang Jalan Kenanga yang dulunya buka dan ramai pembeli, kini terlihat banyak yang ditutup. Orang yang melintasi kawasan ini pun tidak lagi seramai dulu. Minah, salah seorang warga sekitar mengatakan, Pembatuan mulai sepi sejak bisnis esek-esek di wilayah itu ditutup pemerintah Kota Banjarbaru.

Namun, ketika virus corona mewabah kawasan itu menjadi semakin sepi. "Tambah sepi selama corona ini. Tidak banyak orang yang ke sini. Orang sini pun jarang keluar," kata ibu dua anak ini kepada Radar Banjarmasin.

Menurutnya, wajar Pembatuan semakin sepi ketika Covid-19 mewabah. Sebab, masyarakat mengikuti imbauan pemerintah: tidak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah untuk meminimalisir penularan. "Mungkin daerah lain juga sama (sepi)," ujarnya.

Sepinya Pembatuan kata Minah membuat usaha milik warga sekitar minim pembeli. Termasuk tokonya yang menjual aneka macam makanan ringan dan minuman. "Jauh menurun pendapatan, Mas, selama wabah virus corona ini," katanya.

Untungnya, dia mengungkapkan, warga sekitar mendapatkan bantuan sosial (bansos) berupa BLT (bantuan langsung tunai) dari pemerintah. Mulai dari pemerintah pusat, provinsi hingga kota. "Kalau saya dapat BLT dari pusat, setiap bulan Rp600 ribu," ungkapnya.

Sementara itu, warga setempat lainnya yang namanya enggan ditulis menyampaikan, walaupun Pembatuan saat ini sepi, namun masih ada pekerja seks komersial (PSK) yang beroperasi secara diam-diam. "Tapi cuma sedikit. Tidak sebanyak dulu," ucapnya.

Dari pantauannya, walaupun tetap beroperasi, tetapi tidak banyak pria hidung belang yang datang ke Pembatuan. "Sepi, mungkin orang takut tertular virus corona," bebernya.

Masih adanya PSK yang beroperasi dibenarkan Camat Landasan Ulin, Subhan. Dia menuturkan, beberapa PSK masih kucing-kucingan dengan petugas. "Setiap malam ada petugas yang patroli, jadi mungkin sedikit sekali celah PSK untuk menerima tamu," tuturnya.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19, dia menyebut suasana Pembatuan terlihat sepi dari biasanya. Sehingga kemungkinan sangat sedikit tamu yang dilayani para PSK. "Setiap hari kalau mau ke kantor 'kan saya lewat sini (Jalan Kenanga). Memang sangat sepi. Tidak banyak orang yang melintas," pungkasnya. (ris/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X