2021, Enam Geosite di Kalsel Dibenahi

- Kamis, 15 Oktober 2020 | 12:38 WIB
WISATA MASYARAKAT: Sebuah lokasi wisata masyarakat berlatar belakang Pegunungan Meratus di Hulu Sungai Tengah. Meratus mulai diseriusi sebagai Geopark. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
WISATA MASYARAKAT: Sebuah lokasi wisata masyarakat berlatar belakang Pegunungan Meratus di Hulu Sungai Tengah. Meratus mulai diseriusi sebagai Geopark. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mulai serius mengembangkan Geopark Meratus. Untuk mewujudkan kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi ini masuk sebagai UNESCO Global Geopark (UGG), tahun depan bakal ada beberapa proyek pembenahan situs warisan geologi atau geosite.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira mengatakan, setidaknya ada sekitar empat geosite yang akan dibenahi pada 2021. "Kita juga akan membangun pusat informasi dan menggelar seminar internasional untuk Geopark Meratus," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengungkapkan, pembenahan geosite menjadi salah satu pekerjaan yang masuk dalam program prioritas tahun depan. Yakni pembangunan infrastruktur. "Di samping infrastruktur, program prioritas 2021 ialah jesehatan, pendidikan dan UMKM," ungkapnya.

Dalam program infrastruktur, Fajar menyebut, ada beberapa proyek lain yang akan dilaksanakan. Di antaranya, pembangunan lanjutan jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin. Lalu, penanganan akses ke makam Datu Kelampayan dan melanjutkan proyek pembangunan Jalan Mataraman-Sungai Ulin. "Juga beberapa proyek lain yang menjadi kewenangan provinsi," sebutnya.

Kembali ke pengembangan Geopark Meratus, Kabid Air Tanah pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel, Ali Mustafa menyampaikan, tahun depan ada enam geosite yang akan dibenahi infrastrukturnya. "Supaya dalam penilaian UNESCO bisa diterima sebagai UGG," ucapnya.

Dirincikannya, keenam geosite yang dibenahi ialah Geosite Pendulangan Tradisional Intan di Cempaka, Banjarbaru. Lalu, Geosite Plagiogranite Gunung Batu Besar di Tanah Bumbu, Geosite Serpentinite Forest Park Tahura Mandiangin di Kabupaten Banjar dan Geosite Tanjung Dewa di Tanah Laut. "Selanjutnya Geosite Dolerite Semilir dan Geosite Batugamping Merah Sekoyang Beach di Kotabaru," rincinya.

Ali menuturkan, pembenahan yang dilakukan dalam kawasan geosite ialah berupa penyediaan tempat parkir dan toilet. Serta, pembuatan sign board, panel informasi, ruang informasi geosite, denah situasi, fasilitas difable, ruang display local product, tempat berteduh/istirahat, gapura selamat datang, penunjuk arah dan lain-lain.

"Mudah-mudahan dengan pembenahan ini, Geopark Meratus bisa diterima sebagai UGG (UNESCO Global Geopark)," harapnya.

Sebelumnya, Konsultan Geopark Meratus, Sujatmiko Setyawan menyampaikan, untuk bisa mengembangkan geopark harus melibatkan masyarakat setempat. "Cara itulah yang perlu diterapkan dalam upaya pengembangan Geopark Meratus. Sehingga kelak diharapkan juga bisa masuk UGG," ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, pada aspek ekologi Geopark Meratus memiliki keistimewaan tersendiri yang menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan terutama dari mancanegara. "Meratus merupakan hamparan ofiolit tertua di Indonesia, sehingga memiliki potensi cukup besar menjadi obyek penelitian bagi peneliti nasional maupun internasional," paparnya.

Menurutnya, Meratus adalah cerita tentang hamparan ofiolit tertua di Indonesia yang antara lain berada di Pulau Sebuku, Pulau Laut, dan seluruh jalur Pegunungan Meratus.

Ofiolit sendiri merupakan kompleks batuan beku yang terdiri atas anggota basal, gabro, dan peridotit. Ofiolit diperkirakan sebagai suatu lembaran kerak samudera yang terdorong oleh obduksi kerak benua.

"Dapat dibayangkan bagaimana lembaran kerak samudera yang kini berubah membentuk Pegunungan Meratus yang sangat indah. Tentu bila potensi tersebut dikemas dengan baik, akan menarik wisatawan dari seluruh dunia," kata Sujatmiko.

Selain itu, dia mengungkapkan, potensi yang dimiliki Meratus juga layak menjadikan pegunungan tersebut sebagai UGG atau geopark internasional."Berbagai kelengkapan untuk bisa menjadi Geopark Internasional yang diakui UNESCO juga sudah siap. Saat ini tinggal melengkapi beberapa persyaratan lainnya," ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X