Melihat Fasilitas Penanganan Pasien Corona di RSUD Stagen: Pasien Jadi Tukang, Pejabat PUPR Diminta Mundur

- Kamis, 15 Oktober 2020 | 12:52 WIB
PROTES KERAS: Anggota DPRD Kotabaru, Rabbiansyah dan Ipansyah sidak ke RSUD Stagen, Minggu (11/10). | FOTO: ISTIMEWA
PROTES KERAS: Anggota DPRD Kotabaru, Rabbiansyah dan Ipansyah sidak ke RSUD Stagen, Minggu (11/10). | FOTO: ISTIMEWA

Mendengar banyak keluhan mengenai fasilitas RSUD Stagen Kotabaru, DPRD setempat melakukan inspeksi. Mereka menemukan fasilitas rumah sakit baru itu ternyata menyedihkan.

---

Nyalinya ternyata tidak hilang. Suara lantangnya masih sama seperti saat jadi aktivis buruh. "Kalau tidak becus, silakan mundur saja (pejabat) PUPR-nya," berang Rabbiansyah awal pekan tadi.

Rabbiansyah akrab disapa Roby kembali meradang. Kali ini sasarannya adalah pemerintah. Khususnya Dinas PUPR Kotabaru.

Sudah sering matanya melihat di sosial media. Keluhan pasien terkait kualitas RSUD Stagen. Pasien corona menyoroti kelayakan inap di sana. Utamanya bagian WC.

Minggu (11/10) tadi, berdua dengan Staf Ahli DPRD Noor Ipansyah, mereka inspeksi mendadak ke RSUD. Kedatangan mereka diterima langsung Dokter Cita, Nakes senior.

Dan ternyata, para Nakes (tenaga kesehatan) pun punya keluhan sama. Sidak Roby mereka sambut dengan tangan terbuka. Pakaian hazmat diberikan, masker berlapis-lapis tambah kaca mata. Bekal Roby dan Ipansyah agar leluasa menjelajah di dalam.

Didampingi satu orang petugas kesehatan, menyusurlah dua orang ini. Lorong demi lorong. Terlihat sampah menumpuk di beberapa sudut. Tali jemuran membentang semrawut di dalam ruangan.

Usai berkeliling, mereka menyimpulkan. Bahwa semua keluhan di sosial media, dan grup WA itu ternyata benar adanya. "Kalau begini, saya tidak takut kena corona. Tapi saya takut kalau dikarantina," kata Ipansyah.

Banyak WC mampet. Hanya sembilan yang bisa dipakai. Sembilan WC untuk melayani 110 pasien. Air dari WC di lantai dua merembes turun ke lantai bawah.

Sanitasi buruk. Warga mengeluh, limbah sampai ke permukiman. Yang bagus hanya tempat tidur, kualitas makanan dan obat-obatan. Selain itu buruk.

Sarana hiburan sangat minim. Layanan internet hanya ada di bagian depan. Kipas angin banyak rusak. Roby mengaku tidak habis pikir. "Padahal uangnya ada. Kalau tidak mampu menangani lebih baik mundur," sungut Roby.

Pada kesempatan itu, menurut Roby, satu-satunya pejabat yang cepat tanggap adalah Kepala BPBD Rusian Ahmadi Jaya. Keluhan rembesan limbah ke permukiman langsung ditangani. BPBD menurunkan alat berat, membuat kolam, agar air limbah tidak turun ke perumahan.

Roby lantas menaruh perhatian khusus kepada para pejabat Dinas PUPR yang bertanggungjawab terkait kualitas bangunan di RSUD Stagen. Roby menilai, permasalahan itu mestinya tidak berlarut. "Kalau tidak becus, silakan mundur saja (pejabat) PUPR-nya," berangnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X