Aksi Diam Orang-orangan Tolak UU Ciptaker

- Sabtu, 17 Oktober 2020 | 10:57 WIB
KRITIKAN DARI PETANI: Sejumlah orang-orangan sawah lengkap dengan kata-kata aspirasi dipasang di salah satu sudut bundaran Simpang Empat Banjarbaru kemarin. Aksi ini merupakan bentuk penolakan UU Cipta Kerja dari Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel dimomentum Hari Pangan Sedunia 2020. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
KRITIKAN DARI PETANI: Sejumlah orang-orangan sawah lengkap dengan kata-kata aspirasi dipasang di salah satu sudut bundaran Simpang Empat Banjarbaru kemarin. Aksi ini merupakan bentuk penolakan UU Cipta Kerja dari Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel dimomentum Hari Pangan Sedunia 2020. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Kemarin (16/10) bundaran simpang empat Banjarbaru tampil beda. Beberapa orang-orangan sawah dipasang oleh peserta aksi Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel. Turut hadir juga delegasi Walhi Kalsel dan Gerakan Mahasiswa (Gema) Petani Kalsel.

Dari pantauan, orang-orangan sawah ini dipasang berjejer. Di bagian dada, tampak sejumlah poster aspirasi petani. Seperti menolak importir pangan hingga penolakan terhadap UU Cipta Kerja (Ciptaker) yang kini mendapat penolakan dari sejumlah elemen masyarakat.

Dalam aksi ini, tampak tak ada orasi. Kelompok SPI hanya memantau sembari memasang beberapa properti tambahan. Menurut koordinastor aksi, Dwi Putra Kurniawan, aksi ini dalam momentum Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun 2020.

"Kami sedang melakukan aksi diam dan membawa orang-orangan sawah dengan tulisan-tulisan aspirasi serta penolakan kami. Jadi biar mereka (orang-orangan sawah) yang mengungkapkannya bagaimana sikap petani," katanya.

Aspirasi ini tegas Dwi ditujukan untuk pemerintah. Ada beberapa poin yang mereka suarakan. Salah satunya katanya soal perhatian pemerintah kepada petani di Kalsel ketika pagebluk Covid-19.

"Pemerintah memang memberikan stimulus ekonomi. Tapi apakah ada untuk petani? yang ada untuk pengusaha, UMKM, buruh, ASN dan Nakes. Sementara petani hanya menikmati BLT, bukan stimulus," tegasnya.

Menurut data SPI Kalsel, jumlah petani di Kalsel kata Dwi berjumlah 35 ribu orang dengan berbagai komoditi. Termasuk katanya mencakup sektor peternakan.

Soal UU Ciptaker, dari yang mereka kaji, Dwi memandang bahwa produk hukum ini tak memihak kalangan petani. Salah satunya tegasnya soal berpeluang besarnya UU ini memudahkan importir pangan masuk ke Indonesia.

"Ini ada potensi importir pangan masuk dengan mudah, jelas hal ini ancaman bagi para petani. Karena kita menegaskan jika selama ini kami menolak importir pangan, artinya kalau UU ini berjalan bakal ada ketimpangan antara importir dengan petani lokal," bebernya.

Aksi ini sendiri berjalan damai. Pemandangan orang-orangan sawah di landmark kota Banjarbaru ini menyita perhatian pengguna jalan. Tak sedikit pengendara yang mengabadikan momen ini. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X