BANJARMASIN - Tak digubris pemerintah, gelombang penolakan Omnibus Law Kerja di Banjarmasin dipastikan belum surut.
Belum genap sepekan, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Kalsel bakal kembali memadati Jalan Lambung Mangkurat, pagi ini (20/10).
Ketua DEMA Universitas Islam Antasari, Syahri mengatakan, aksi kali ini bukan hanya menolak Omnibus Law.
Massa juga akan menggelar mimbar bebas, refleksi satu tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin. "Kalau dari UIN, mungkin ada lebih dari 100 mahasiswa yang akan berunjuk rasa," bebernya.
Lebih jauh, sebelum menggelar unjuk rasa di kawasan gedung DPRD Kalsel tersebut, massa lebih dulu berkumpul di Masjid Sabilal Muhtadin.
Melihat dari pamflet yang disebar ke media sosial, peserta diimbau membawa kertas karton berwarna merah, sebagai sebuah simbol.
Jadi, jika pada dua aksi sebelumnya mahasiswa menyatakan mosi tidak percaya, kali ini mereka memberikan rapor merah untuk kinerja pemerintah.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Gugus Tugas P2 COVID-19 Banjarmasin, Machli Riyadi mengaku tak bisa berbuat banyak. Tak mungkin mencegah penyaluran aspirasi tersebut.
Namun, ia mengingatkan agar para demonstran tetap mengingat protokol kesehatan. Minimal, mengenakan masker dan menjaga jarak.
"Tetap mengenakan masker dan menjaga jarak. Saat ini kami mengkhawatirkan adanya gelombang kedua penyebaran corona di Banjarmasin," imbau Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin itu. (war/at/fud/ema)