Hasil Pertemuan di Tanah Laut: Semua All Out untuk Haji Denny

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 11:24 WIB
KONSOLIDASI: Pertemuan Haji Denny dengan partai koalisi di Kabupaten  Tanah Laut di kantor DPC Gerindra, Senin (19/10). | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
KONSOLIDASI: Pertemuan Haji Denny dengan partai koalisi di Kabupaten Tanah Laut di kantor DPC Gerindra, Senin (19/10). | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

Konsolidasi pemenangan pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel Denny Indrayana-Difriadi semakin gencar. Bukan hanya relawan, tapi juga jajaran partai pengusung dan pendukung. Hal itu terlihat pada pertemuan di DPC Partai Gerindra Tanah Laut, Senin (19/10) siang.

----
Pertemuan yang dihadiri Haji Denny tersebut dihadiri pengurus partai pengusung, Gerindra, Demokrat, PPP, serta parpol lain seperti Hanura, Garuda, Gelora, dan Berkarya.

Pada kesempatan itu, Haji Denny menyampaikan konsolidasi dengan partai koalisi dilakukan agar semakin meningkatkan akselerasi jelang tarung final Pilkada 9 Desember nanti. Meski konsolidasi selama ini terus dilakukan dengan jajaran pimpinan parpol, tapi dirasa perlu untuk bertemu langsung dengan jajaran seluruh pengurus partai koalisi di daerah.

"Saat ini sudah masuk minggu ketiga kampanye. Namun baru bisa bertemu di tengah padatnya kegiatan. Konsolidasi menjadi tempat menata koordinasi di antara partai koalisi, sebagaimana sudah dilakukan pada beberapa daerah yang dikunjungi lebih awal," kata cagub kelahiran Kotabaru ini.

Di hadapan parpol koalisi, mantan Wamenkum HAM era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyampaikan latar belakang pencalonannya di Pilgub Kalsel. "Tidak betul jika ada yang mengatakan kami maju hanya sebagai calon bayangan. Karena pasti mencederai semangat dan usaha partai koalisi yang berjuang mengusung perubahan bagi Kalsel," tegasnya.

Ia mengatakan, lebih satu tahun menjalani masa sosialisasi telah mengalami proses panjang, menantang, dan penuh dinamika politik yang menarik. "Dari sebagai kandidat, lalu bakal calon, dan kini resmi sebagai calon yang diusung partai koalisi, merupakan perjuangan tidak gampang," urainya.

Tokoh nasional anti korupsi ini mengatakan, perlu berkali-kali pertemu petinggi partai untuk menegaskan keseriusannya. Termasuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, pendiri Demokrat SBY, dan lainnya. "Hampir semua ketua umum partai politik saya temui. Hingga akhirnya bisa mendapatkan tiket pencalonan seperti sekarang ini," urainya.

Haji Denny menyadari, ia pertama kali terlibat dalam politik praktis dan sangat menantang, ternyata. "Semua saya lakukan dengan niat memberi warna baru pada Banua di tengah politik pasar saat ini," ucapnya.

Ia menilai, ada problematika korupsi yang masih mengakar pada banyak aspek. Baik bidang hukum, ekonomi, politik, hingga birokrasi. Permasalahan yang ada sekarang ini semua dijadikan seperti pasar. Semua menjadi jual beli. Saat hukum menjadi pasar semua bisa dijual dan dibeli. Begitu juga birokrasi, ketika menjadi pasar, bisa dijual dan dibeli. Inilah yang menjadi problem yang juga dihadapi Kalsel. Jadi, saatnya pasar harus dikarantina di pasar, tak bisa di tempat lain.

Pada sisi inilah, Haji Denny punya persamaan perspektif dengan sejawatnya. Seperti Refly Harun dan Anies Baswedan yang menjadi teman kuliah saat di UGM dulu. "Ada kesamaan dalam isu pemberantasan korupsi. Jadi saya maju ini bukan semata untuk politik praktis menang pilkada, tapi juga ideologis," tegasnya.

Pakar hukum Tata Negara ini mengatakan, semua pemikiran anti korupsi mewarnai langkah politik di Pilgub Kalsel. "Dan ini punya konsekuensi dengan biaya pilkada yang mahal. Anies (Gubernur Jakarta) pernah menyampaikan yang paling menantang adalah konsolidasi pendanaan. Sebab pengusaha punya preferensi pada modal," terangnya.

Haji Denny menegaskan, ia tak memilih politik uang. Karena sama saja memaksanya berbelok jauh dari langkah yang dilakukan selama kiprahnya berjuang anti korupsi. "Politik uang adalah potret telanjang dari korupsi pemilu," ungkapnya.

Di belakangnya tidak ada pemodal besar, dan itu selaras dengan jumlah APK yang tidak banyak. Tapi itu tak menyurutkan langkah berjuang sampai ujung. "Kita tinggal satu langkah lagi, mencoret kata calon pada 9 Desember nanti," katanya.

Haji Denny mengatakan, kunci pemenangan saat ini ada di partai koalisi. Ia sangat mengerti partai punya kelengkapan struktur, dengan cara yang bisa dilakukan. Termasuk dalam menyiapkan saksi di TPS saat pencoblosan. Baginya, saat ini ada dua kerja politik, yakni pendulangan suara dan pengamanan suara.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X