Omset Merosot Tajam, Berharap Pelanggan Tetap: Kisah Penjual Kaset Cakram di Tengah Cengkraman Era Digital

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 13:40 WIB
SEPI: Salah seorang calon pembeli kaset kepingan di kawasan Pasar Bauntung Banjarbaru memilih jenis kaset yang ingin dibelinya. Kini, penjualan kaset konvensional ini terus menurun digempur kemajuan teknologi yang kian masif, ditambah pandemi Covid-19. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
SEPI: Salah seorang calon pembeli kaset kepingan di kawasan Pasar Bauntung Banjarbaru memilih jenis kaset yang ingin dibelinya. Kini, penjualan kaset konvensional ini terus menurun digempur kemajuan teknologi yang kian masif, ditambah pandemi Covid-19. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

Kaset jenis kepingan CD atau DVD sempat berjaya dimasanya. Pedagangnya pun dulu menjamur. Namun digempur kemajuan zaman yang masif. Kini hanya sebagian yang memilih bertahan. Bagaimana kisah mereka? 

-- Oleh: MUHAMMAD RIFANI, Banjarbaru --

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Mungkin inilah peribahasa yang cocok untuk kondisi sekarang sejumlah pedagang kaset di Kota Idaman. Selain digempur era digital, pagebluk Covid-19 membuat mereka harus semakin tegar.

Selasa (20/10) siang, Bastian duduk santai. Sesekali ia merapikan kaset cakram dagangannya. Sembari menunggu calon pembeli datang ke tokonya. Ya, ia adalah satu dari beberapa penjual kaset di kawasan Pasar Bauntung yang masih bertahan.

Di Pasar Bauntung, Ian -panggilan akrabnya- sudah 10 tahun lebih mencari nafkah dari berjualan kaset. Ia termasuk yang senior diantara pedagang lain. Ia juga beberapa kali pindah lapak jualan.

Di tokonya yang berukuran kurang lebih 3x3 meter. Ian memajang semua koleksi kaset jualannya. Semua didominasi DVD. Dari keseluruhan, kaset film dengan berbagai genre lebih banyak. Sisanya koleksi lagu-lagu atau film kartun. Untuk harga, Ian mematok dari 7000-8000 rupiah.

Kepada wartawan, Ian tak menampik omsetnya merosot tajam. Jika dipersentasekan, penurunan ini katanya sampai 70 persen dari normal. "Normalnya 100 keping perhari, kini paling mentok 30 keping (yang laku)," curhatnya.

Ian mengakui bahwa transformasi digital jadi faktor utama. Kemudahan menikmati lagu-lagu hingga menonton film dari layar gawai terangnya membuat pembeli kini beralih. Apalagi sekarang sudah menjamur platform aplikasi pemutar video yang gratisan.

"Karena sekarang handphone sudah masing-masing punya, jadi buat mendengar lagu atau nonton film bisa lewat handphone. Ya ini memengaruhi sekali," katanya.

Kini tantangan Ian dan penjual lainnya bertambah. Pandemi Covid-19 juga membuat lapaknya minim pengunjung. Lantaran masyarakat lebih memilih beraktivitas di dalam rumah dan tak bepergian.

"Iya makin terasa ketika awal-awal Covid-19 masuk. Kan masyarakat takut keluar rumah karena ada virus ini, jadi tambah sepi selama Covid-19 ini," ungkapnya.

Kini, Ian terpaksa tinggal kepada pelanggan tetapnya. Ia tetap bersyukur di tengah kondisi sulit, masih ada segelintir orang yang masih menikmati tontonan lewat media kaset ketimbang digital.

"Ya pelanggan tetap masih mampir, apalagi biasanya ketika ada film keluaran baru, mereka bakal mencari. Kalau alasan mereka karena menonton lewat kaset dan dari televisi lebih puas," ujarnya.

Ketika proses wawancara, Ries yang merupakan seorang pelanggan tetap Ian mampir. Ia tampak mencari film yang ia pesan dari Ian. Ya, Ian kata Ries bisa mengorderkan film sesuai pesanan ia.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X