Aroma Kertas Takkan Tergantikan, Inspirasi dari Pedagang Buku Bekas di Banjarmasin

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 13:44 WIB
JENDELA DUNIA: Johan, 45 tahun, difoto Senin (19/10) siang di antara tumpukan buku bekas jualannya. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin
JENDELA DUNIA: Johan, 45 tahun, difoto Senin (19/10) siang di antara tumpukan buku bekas jualannya. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin

Penggemar buku? Tak ada salahnya menengok Toko Boekoe Djadoel. Siapa tahu, buku langka yang Anda cari ada di sana.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

TOKO buku ini agak jauh dari keramaian pusat kota. Berada di Jalan Rantauan Darat, Banjarmasin Selatan. Kurang lebih 200 meter dari Rumah Sakit Sultan Suriansyah.

Johan, pemilik toko buku itu, sudah gemar membaca dan mengoleksi buku sejak kecil. Alih-alih menjual buku baru, pria 45 tahun itu lebih nyaman menjual buku-buku bekas.

Menurutnya, buku bekas juga tak kalah diminati. "Peminatnya pun beragam mas. Ada orang tua, mahasiswa sampai anak-anak," ungkapnya.

Ditemui di tokonya, Johan tampak bersemangat. Menurut Johan, tokonya tak pernah sepi pembeli, sekalipun di masa pandemi. "Setiap hari ada saja," sebutnya.

Toko ini menyatu dengan rumahnya. Buku-buku bekas tak cuma menumpuk di teras rumah yang disulap menjadi toko. Bahkan menumpuk di ruang tamu sampai garasi.

Lantas, bagaimana soal harga? Sejak ia membuka toko ini lima tahun silam, Johan tak pernah mematok harga tinggi. Contoh, satu komik dijual Rp5 ribu.

Alasannya, ia ingin melihat orang-orang banyak membaca. Tak peduli jenisnya, mau buku serius atau hiburan.

Keunikan lain, Johan menyarankan, si pembeli menawar sesuka hati. Sampai benar-benar membeli. "Saya senang pas melihat mereka akhirnya memiliki buku yang ingin dibeli," ujarnya.

Johan juga mengenang toko-toko buku bekas yang telah menghilang dari Kota Seribu Sungai ini. Menurutnya, kehadiran buku digital alias e-book turut berpengaruh. "Apalagi bisa dibaca lewat gawai, makin mudah kan," tukasnya.

Namun, ia tak ambil pusing. Menurutnya, buku dalam bentuk fisik lebih enak dibaca. Bisa disusun di rak dan aroma kertasnya takkan bisa tergantikan. "Sampai kapan pun rilisan fisik selalu mempunyai tempat," tegasnya.

Dari sekian tumpukan buku, tentu menimbulkan pertanyaan. Bagaimana merawat dan dari mana mendapatkannya.

Johan ternyata punya kiat tersendiri. Buku-buku bekas itu ia kumpulkan dari tempat penyewaan buku yang sudah tutup.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X