BANJARBARU - Kasus penularan Covid-19 di Kota Banjarbaru masih belum melandai. Terbaru, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie dikabarkan tertular Covid-19.
Ketika dikonfirmasi, Zaini sendiri tak menampik kabar tersebut. Kini, ia mengatakan bahwa sedang menjalani karantina sekaligus perawatan di Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Kota Banjarbaru.
"Benar, saya terkonfirmasi positif (tertular) Covid-19. Kini sedang dirawat di Rumah Sakit Idaman," kata Zaini ketika dihubungi.
Diceritakannya, ia pertama kali mengetahui terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari Sabtu (24/10). Hal itu katanya ketika ia mengalami gejala dan memutuskan untuk dilakukan Swab Test (tes usap).
"Saya swab test hari Jumat, lalu keluar hasilnya besoknya (Sabtu, red). Sore harinya saya memutuskan minta dirawat di rumah sakit karena mulai muncul gejala demam," katanya.
Selain demam, Zaini menuturkan ia juga merasa indera penciumannya berkurang. "Gejalanya saya kurang bisa mencium aroma apa saja, kini masih merasa gejala yang sama."
Karena ia terkonfirmasi positif, staff serta keluarga kata Zaini bakal menjalani swab test pada hari Senin (26/10). Ia sendiri berharap bahwa orang terdekatnya menyatakan hasil negatif.
Lantas bagaimana kondisinya sekarang ini? Zaini mengatakan jika kondisinya mulai membaik namun masih perlu perawatan. "Untuk demamnya sudah mulai turun. Mohon doa dan dukungannya."
Atas tertularnya dirinya, ia mengimbau agar masyarakat di Banjarbaru tetap selalu waspada dengan potensi penularan virus ini. Ia pun menegaskan bahwa ancaman virus ini nyata adanya.
"Bahwa Covid-19 ini jangan dianggap tidak ada lagi, karena faktanya masih ada. Saya dengan menerapkan protokol kesehatan ketat saja masih bisa tertular. Jadi pesan saya tetap selalu waspada dan menerapkan protokol kesehatan," imbaunya.
Sejauh ini, dari pembaharuan data Satgas Covid-19 Banjarbaru pada Minggu (25/10), total kasus terkonfirmasi sejumlah 1121 kasus dengan rincian yang dirawat 17 orang, sembuh 1007, dipantau 43 orang dan meninggal 54 kasus. (rvn/ema)