Heli Siaga Sampai 30 November

- Jumat, 6 November 2020 | 14:00 WIB
BEKERJA KERAS: Salah satu Heli pengebom air yang beroperasi di Kalsel saat akan mendarat di Bandara Internasional Syamsudin Noor beberapa waktu lalu. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
BEKERJA KERAS: Salah satu Heli pengebom air yang beroperasi di Kalsel saat akan mendarat di Bandara Internasional Syamsudin Noor beberapa waktu lalu. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) nampaknya mulai menjauh dari Banua. Karena dalam beberapa hari terakhir, curah hujan cukup tinggi di beberapa wilayah.

Meski begitu, heli water bombing terlihat masih siaga di Bandara Internasional Syamsudin Noor. Selain itu, heli patroli karhutla juga masih wara-wiri memantau kondisi lahan dan hutan di sejumlah titik.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kalsel, Sahruddin mengatakan, pihaknya masih memanfaatkan heli patroli dan heli water bombing karena beberapa lokasi masih berpotensi terjadi karhutla.

"Walaupun di sekitar Banjarbaru hujan, tapi di daerah lain terkadang panas dan muncul titik api. Seperti di Tapin, HSS (Hulu Sungai Selatan) dan Tanah Laut," katanya.

Di samping itu, dia mengungkapkan, heli akan tetap berada di Kalsel hingga status siaga karhutla berakhir pada 30 November 2020. Selama BNPB tidak menariknya lebih dulu.

Disampaikannya, saat ini ada 10 heli water bombing serta dua heli patroli yang beroperasi di Kalsel. Anggaran operasional heli sendiri sepenuhnya ditanggung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sahruddin menyebut Pemprov Kalsel tidak ada mengeluarkan dana untuk kru maupun operasional heli. "Infonya bayarnya per jam. Tapi tidak tahu berapa biayanya, karena urusan BNPB," sebutnya.

Di sisi lain, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, saat ini Kalsel telah memasuki musim hujan.

Analis Iklim BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru Wiji menyampaikan, musim hujan akan mengalami puncaknya pada akhir tahun ini hingga awal 2021. “Mayoritas zona wilayah di Kalsel mengalami puncak musim hujan di bulan November, Desember dan Januari,” ucapnya.

Lanjutnya, daerah yang lebih dahulu mengalami puncak hujan pada November ialah Kecamatan Tabukan dan sebagian Kecamatan Wanaraya di Kabupaten Batola. "Juga di sebagian Kecamatan Bintang Ara di Kabupaten Tabalong serta yang mengarah ke perbatasan Kaltim," ujarnya.

Sedangkan daerah lain, dia menuturkan, sebagian besar mengalami puncak musim hujan pada Desember 2020 dan Januari 2021. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X