BANJARMASIN - Fatmawati tampak uring-uringan. Kemarin (6/11) siang di Dermaga Menara Pandang, ia menemani suaminya menjaga penjualan karcis kelotok wisata. Tapi pengunjung tak kunjung datang.
"Kemarin ada dikumpulkan sama pihak pemko. Infonya, kawasan wisata siring bakal dibuka. Tapi belum tahu kapan," ujarnya.
Motoris kelotok dan pedagang Pasar Terapung di Siring Pierre Tendean masih harus bersabar. Karena objek wisata itu belum bisa dibuka. Pasalnya, Gugus Tugas P2 COVID-19 Banjarmasin belum memberikan rekomendasi.
"Belum. Rekomendasinya belum dikeluarkan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarmasin, Ikhsan Alhaq, kemarin.
Namun, Disbudpar mulai mengambil ancang-ancang. Belum lama tadi, pedagang Pasar Terapung dan motoris kelotok mendapat pembekalan tentang protokol pandemi.
Ini sebagai persiapan, bila sewaktu-waktu pembukaan kawasan wisata siring Sungai Martapura dibuka.
"Agar mereka lebih memahami bagaimana penerapan protokol kesehatan saat wisata andalan Kota Seribu Sungai ini dibuka," bebernya.
Meski baru secara lisan, Ikhsan sudah menyampaikan permintaan pembukaan tersebut. Jika disetujui, maka bakal ada pengawasan ketat.
Tak hanya dari UPT (unit pelaksana teknis) siring dan gugas, tapi juga melibatkan personel TNI, Polri, dan Satpol PP.
Sebab, Ikhsan tak ingin virus corona merebak di tempat wisata. "Kami tidak ingin wisata di Banjarmasin menjadi klaster baru dalam penyebaran COVID-19," tutupnya.
Kembali ke Fatmawati, dia berharap objek wisata lekas dibuka. Mengingat penutupan sudah sejak Juli lalu. Secara ekonomi, mereka sudah amat menderita.
"Kalau Sabtu dan Minggu, masih ada yang naik kelotok. Tapi tidak banyak. Paling satu atau dua orang," tuntasnya. (war/fud/ema)