Kandidat HST Sepakat Tolak Tambang

- Jumat, 13 November 2020 | 10:37 WIB
Debat putaran kedua untuk pasangan calon bupati dan wakil bupati yang digelar studio TVRI Kalsel, Rabu (11/11) kemarin.
Debat putaran kedua untuk pasangan calon bupati dan wakil bupati yang digelar studio TVRI Kalsel, Rabu (11/11) kemarin.

BARABAI - Debat putaran kedua untuk pasangan calon bupati dan wakil bupati yang digelar studio TVRI Kalsel, Rabu (11/11) telah berlalu. Visi misi diuraikan seluruh paslon HST dengan waktu yang terbatas.

Tema yang diangkat tentang penyelarasan pembangunan daerah, provinsi dan nasional. Semua paslon menguraikan argumentasi masing-masing. Pada intinya semua menolak tambang dan memilih meningkatkan beberapa sektor potensial, khususnya pertanian.

Fakih-Yazid misalnya. Mereka sepakat ingin meningkatkan produktivitas pertanian, serta mengembangkan agrobisnis pertanian. Kemudian pengembangan UMKM, dan memfasilitasi ekowisata.

"Serta meningkatkan SDM, memberikan beasisiswa pendidikan fungsional atau keterampilan bagi pemuda, beasiswa kepada santri untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Terakhir mereformasi birokrasi dan memberikan tunjangan bagi guru agama dan pegawai," paparnya.

Tamzil-Ilham ingin meningkatkan SDM dengan memberikan stimulus kepada PNS dan tenaga kontrak sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. 

"Untuk menuju HST lebih religius dengan meningkatkan sektor pendidikan agama baik formal atau informal. Guru-guru agama dapat apresiasi berupa tunjangan. Kami juga berharap PDRB meningkat, terakhir meningkatkan sektor UMKM dan menjaga lingkungan," jelasnya.

Aulia-Mansyah memiliki nawacita membuat HST unggul dan dinamis. Ada dua strategi, pertama fokus pada bidang pertanian, kedua kebijakan berdasarkan fakta. "Bidang pertanian paling tahan terhadap resesi. Caranya kita akan menyerasikan dengan provinsi. Contoh HST punya empat saluran irigasi yang dikelola provinsi. Tugas kita nanti membuat infrastruktur dengan cara membebaskan lahan untuk membuat irigasi tersier," katanya.

Tolak ukur keberhasilan dilihat dari pembangunan yang bersih, kemudian bukan berapa banyak raperda dibuat, tapi apakah pembangunan itu bisa bermanfaat dan merata.

Sedangkan Saban-Abdillah punya strategi khusus untuk penyelarasan. Tim ini punya konsep operasional peran komunikasi dan koordinasi.  "Pertama harus bernapaskan otonomi daerah, pemerintah dibebaskan dan punya hak mengurus pemerintahan dalam pembangunan. Kedua bertujuan untuk efektivitas, maka dalam pembangunan ranah kualitas harus difokuskan," ucapnya.

Sementara Berry-Pahrijani menyebutkan, dalam proses penyelarasan akan melihat kondisi objektif potensi dan permasalahan yang ada di HST. Untuk menuju itu, mereka akan mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan program berbasis teknologi satu data satu sistem. Kedua mendorong kemandirian ekonomi dan kemandirian para petani.

"Jika ingin memajukan HST, maka harus memajukan petani. Caranya melalui program sarana pertanian kita akan bangun lagi satu waduk yang bisa mengairi 15 ribu hektare dan kita tingkatkan teknologi pertanian. Meningkatkan BUMDes, sektor pendidikan karakter menjadi fokus pasangan ini,” pungkasnya. (mal/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X