Horeee...!!! di Kalsel Siap-Siap Belajar Tatap Muka

- Sabtu, 14 November 2020 | 08:29 WIB
BAKAL MASUK LAGI: Para pelajar SMP dalam ujian sekolah beberapa waktu lalu. Dinas Pendidikan mulai menhkaji kemungkinan sekolah tatap muka dalam waktu dekat. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
BAKAL MASUK LAGI: Para pelajar SMP dalam ujian sekolah beberapa waktu lalu. Dinas Pendidikan mulai menhkaji kemungkinan sekolah tatap muka dalam waktu dekat. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Melihat perkembangan pandemi Covid-19 saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel belum merekomendasikan penerapan pembelajaran tatap muka untuk SMA dan SMK.

Kepala Disdikbud Kalsel Yusuf Effendi mengatakan, berdasarkan data per 7 November dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, seluruh daerah di Banua masih berstatus zona oranye.

"Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan mengajar secara tatap muka. Dianggap aman apabila daerah kita sudah zona hijau," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, jika suatu daerah masih berstatus oranye atau merah dan memaksanakan melakukan belajar tatap muka. Maka sangat berisiko terjadinya virus corona. "Kecuali sudah zona hijau, baru kita laksanakan sekolah tatap muka," ungkapnya.

Meski begitu, Yusuf menyampaikan, saat ini pihaknya telah meminta sekolah menyiapkan langkah-langkah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. "Jadi, ketika zona kita sudah hijau. Kita sudah siap melakukan belajar tatap muka," ucapnya.

Salah satu langkah yang perlu dipersiapkan ialah bagaimana melaksanakan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di masing-masing sekolah. "Selain itu, sekolah juga perlu membuat surat pernyataan untuk orang tua siswa, yang menyatakan bersedia anaknya sekolah tatap muka," beber Yusuf.

Disinggung bagaimana protokol kesehatan yang dilakukan apabila sekolah tatap muka dilakukan, dia menjelaskan, salah satu yang diterapkan ialah mengurangi peserta didik di setiap kelas. "Jadi, nanti sekolah bisa bergantian. 50 persen hari ini dan 50 persen besoknya. Sehingga jaga jarak bisa dilakukan," paparnya.

Di samping itu, dia menuturkan, setiap sekolah juga wajib menyiapkan tempat cuci tangan di depan pintu ruang belajar. Serta memiliki alat pengukur suhu badan. "Saya mengharapkan setiap sekolah setidaknya memiliki tiga alat ukur suhu badan. Jadi, sebelum siswa masuk kelas, suhu badannya dicek dulu," tuturnya.

Bukan hanya itu, Yusuf menekankan bahwa pihak sekolah juga harus menyiapkan masker cadangan. Guna mengantisipasi siswa yang kehilangan masker atau lupa membawa. "Karena siswa wajib menggunakan masker," katanya.

Walaupun sekolah tatap muka belum dilakukan, namun Disdikbud Kalsel memberikan izin kepada SMK untuk melakukan pembelajaran praktik secara langsung di sekolah. Terlebih bagi kejuruan yang praktiknya menggunakan mesin atau peralatan khusus.

"SMK ini 'kan tidak hanya sekadar teori, tetapi mereka juga harus terampil menggunakan alat. Karena itu kami memperkenankan SMK untuk melakukan praktik di sekolah," papar Yusuf.

Akan tetapi apabila praktik tidak menggunakan peralatan khusus. Dia mengimbau kepada sekolah agar tetap melaksanakan praktik secara online. "Kalau bisa dilakukan secara online, praktik dari rumah saja," imbaunya.

Bagaimana dengan tingkat TK, SD dan SMP yang sudah ada melakukan persiapan belajar tatap muka? Yusuf menyampaikan bahwa itu menjadi kebijakan Dinas Pendidikan di masing-masing pemerintah kabupaten kota. "Kalau terjadi apa-apa 'kan mereka yang bertanggungjawab," katanya.

Di Banjarmasin, rencana pembukaan sekolah menengah pertama (SMP) sudah dilakukan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X