Resesi Ekonomi, Penjualan Rumah Anjlok

- Senin, 16 November 2020 | 11:45 WIB
SETENGAH JADI: Kompleks perumahan d Guntung Manggis, kemarin.  | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
SETENGAH JADI: Kompleks perumahan d Guntung Manggis, kemarin. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalsel di tengah pandemi Covid-19, memukul beragam sektor usaha. Tak terkecuali properti. Kondisi ini membuat penjualan rumah turun drastis dibandingkan tahun lalu.

Tidak banyak peminatnya, mengakibatkan sejumlah perumahan baru saat ini sulit berkembang. Beberapa hanya dipenuhi rumah kosong, karena tidak ada peminatnya.

Di sekitaran Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru misalnya. Sejumlah perumahan di daerah ini terlihat sepi. Bahkan, beberapa unit rumah hanya dibangun setengah jadi oleh pengembangnya lantaran belum ada pembelinya.

Di Kompleks Guntung Manggis Living Style, salah satunya. Tahun ini, rumah di perumahan yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari Jalan Guntung Manggis, Kelurahan Guntung Manggis ini tidak banyak yang terjual. Padahal, masih ada unit yang tersisa. Baik yang sudah jadi, maupun setengah jadi.

Noor Fuadi, pengembangnya mengatakan, beragam cara sudah mereka lakukan untuk mencari pembeli. Namun, semuanya sia-sia. "Promosi di media sosial juga sudah kami lakukan. Tapi, cuma banyak yang tanya-tanya. Belinya tidak," katanya.

Selain Noor Fuadi, Pengembang Perumahan Bandara Residence, H Busran juga mengaku kesulitan menjual unitnya di tengah pagebluk Covid-19 saat ini. "Penjualan kami turun sampai 50 persen," bebernya.

Menurutnya, penjualan rumah anjlok dikarenakan tidak banyak orang yang mau berinvestasi dalam bentuk rumah. "Kebanyakan orang menunda dulu beli rumah, karena mau berhemat. Jadi yang beli saat ini, hanya orang yang benar-benar memerlukan rumah," ujarnya.

Secara terpisah, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalsel, Roy Zani Sjachril membenarkan jika penjualan rumah tahun ini anjlok, lantaran gelombang pandemi Covid-19.

"Penjualan rumah subsidi turun 40 persen lebih, jika dibandingkan tahun lalu. Sedangkan yang non subsidi turunnya sampai 60 persen," bebernya.

Minimnya pembeli, kata dia membuat kuota rumah bersubsidi di Kalsel saat ini masih tersisa. Kuota subsidi sendiri ada tiga jenis: Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB).

"Yang kuotanya sudah habis hanya skema FLPP. Sedangkan skema SSB dan BP2BT kuotanya masih ada," katanya.

Dia menduga, menurunnya minat masyarakat membeli rumah dipengaruhi oleh dampak dari Covid-19. Seperti menurunnya pendapatan, berhemat, hingga maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Di samping itu, dampak pandemi juga membuat tren kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan ( NPL) perbankan tinggi. Sehingga bank membatasi diri dalam menerima nasabah," jelasnya.

Adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun menurutnya perbankan akan tetap ketat menyortir nasabah. "Sehingga sekarang banyak juga masyarakat yang gagal membeli rumah karena memenuhi syarat bank," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X