Hari Pertama Simulasi Pembukaan SMP: Antara Senang dan Khawatir

- Selasa, 17 November 2020 | 11:05 WIB
THERMO GUN: Hanya siswa dan siswi yang datang belakangan, yang melewati pemeriksaan suhu badan. Foto diambil di SMPN 10 Banjarmasin. | Foto: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
THERMO GUN: Hanya siswa dan siswi yang datang belakangan, yang melewati pemeriksaan suhu badan. Foto diambil di SMPN 10 Banjarmasin. | Foto: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Tak ada tanda silang di bangku siswa, thermo gun telat dipakai, dan masker yang diturunkan ke leher.

---

BANJARMASIN - Di halaman depan SMPN 10 Banjarmasin di Jalan AES Nasution, kemarin (16/11) pagi, seorang guru tampak berjaga-jaga.

Ketika siswa berdatangan, tak ada salaman atau cium tangan. Mereka hanya menyapa dengan menangkupkan tangan di dada. Guru itu juga mengingatkan siswa untuk selalu mengenakan masker.

Sayang, setengah jam kemudian, baru thermo gun keluar. Diarahkan ke lengan atau dahi siswa untuk mengecek suhu badan.

Sebelum memasuki kelas kelas, siswa dan guru menjalani upacara bendera di lapangan.

Soal menjaga jarak juga menjadi catatan. Karena di ruang kelas, tak tampak tanda-tanda silang di bangku siswa. Sebagai tanda tak boleh diduduki.

Alhasil, ada saja siswa yang duduk berdampingan. Beruntung, sebelum pelajaran dimulai, guru menegur dan memisahkan mereka.

Pantauan Radar Banjarmasin, masih ada murid yang enggan mengenakan masker. Guru yang mengajar juga tak sungkan menurunkan maskernya.

Ketika dikonfirmasi, sang kepala sekolah, Saipudin Zuhri membantah temuan-temuan ini. "Kami sudah menyiapkan segala sesuatu terkait penerapan protokol kesehatan," tegasnya.

Ditanya mengapa thermo gun terlambat dipakai, alasannya, kebetulan si pemegang kunci lemari penyimpanan sedang sakit.

"Lagipula, ini kan baru hari pertama. Bisa kami evaluasi untuk besok-besok," tambah Zuhri.

Namun, pemandangan berbeda tampak di SMPN 7 Banjarmasin di Jalan Veteran. Di sini, protokol diterapkan dengan ketat. Para guru juga selalu mengenakan face shield. Siswa juga selalu mengenakan masker dan menjaga jarak.

"Dibandingkan belajar daring, begini lebih nyaman untuk menjelaskan materi ajar. Bukti bahwa kehadiran guru tak bisa digantikan dengan teknologi apapun," kata guru matematika, H Rokhman.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X