BANJARBARU - Meski harus digenjot di tengah pagebluk. Proyek pembangunan Pasar Bauntung Banjarbaru mendekati rampung. Diklaim, pengerjaan sudah menyentuh persentase 97 persen.
Dalam pantauan kemarin, bangunan utama pasar ini memang sudah rampung. Baik bagian depan maupun dalam. Meskipun sejumlah pekerja masih tampak mengerjakan pekerjaan kecil.
Sebagai informasi, pasar ini sendiri akan mampu menampung kurang lebih 1072 lapak pedagang. Terdiri dari 28 unit ruko 4x8, 133 unit kios 3x6, 355 unit kios 3x3, 420 unit los basah serta 136 unit los kering.
Ditargetkan rampung 6 Desember 2020. Kontraktor pelaksana pembangunan pasar ialah PT Nindya Karya (Persero) Wilayah III. Dengan nilai kontrak Rp86.283.736.000 yang bersumber dari APBD Kota Banjarbaru dengan durasi pengerjaan 390 hari.
Project Manager Pasar Bauntung Banjarbaru, Syafrullah menyebut bahwa progres sudah mendekati selesai. Kini katanya pengerjaan hanya tersisa di minor item.
"Untuk yang mayor item sudah selesai semua. Sekarang tinggal minor item saja, semisal soal perapian, beberapa plafon serta pembersihan saja," katanya kemarin.
Jika dikomparasi dengan target awal, maka hingga kemarin, progressnya terangnya melebih target mencapai 5 persen lebih. Sebab, pihaknya menarget hanya 85 persen saja.
"Melihat progres ini, kita rencanakan sebelum selesai masa kontrak sudah rampung. Semoga akhir November ini. Jadi memang ada kemajuan pengerjaan mencapai 5 persen lebih," ujarnya seraya menyebut kontrak berakhir Desember ini.
Lantas mengapa terjadi kemajuan pengerjaan ini? Syafrullah merinci ada beberapa faktornya. Semisal katanya ada penambahan pekerja sebelumnya.
"Salah satunya juga karena lokasinya sudah bagus. Lalu memang ada upaya percepatan di awal-awal, semisal kita menggunakan alat pancang dua unit. Dan juga ada menambah jumlah pekerjanya," katanya.
Disinggung soal konsekuensi percepatan pengerjaan ini. Pihaknya mengklaim bahwa tidak ada konsekuensi khususnya terkait spesifikasi bangunan. Disebutnya jika pengerjaan sudah sesuai dengan RAB (Rancangan Anggaran dan Belanja) dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) proyek.
"Benar, walaupun ada percepatan, semua spesifikasi sudah sesuai dengan RAB dan RKS dan kami jalankan sesuai itu. Apalagi kan di sini ada konsultan dan pengawasan dari Dinas PUPR, jadi kita tidak ada bermain dengan spek," tegasnya (rvn/bin/ema)