1.368 Perusahaan Berinvestasi di Kalsel, Didominasi Sektor Tambang

- Rabu, 18 November 2020 | 12:00 WIB
TAMBANG: Sektor pertambangan, salah satu sektor yang paling banyak menyumbang investasi untuk Kalimantan Selatan.
TAMBANG: Sektor pertambangan, salah satu sektor yang paling banyak menyumbang investasi untuk Kalimantan Selatan.

BANJARBARU - Walaupun diterjang gelombang pandemi Covid-19, namun ribuan perusahaan semakin banyak yang berinvestasi di Kalsel. Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kalsel mencatat, sejak Januari sampai September 2020 sudah ada 1.368 investor yang masuk ke Banua.

"Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Karena saat itu hanya ada 401 perusahaan yang berinvestasi di Kalsel," kata Kepala DPMTSP Kalsel Nafarin.

Dia mengungkapkan, dari 1.368 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kalsel saat ini, paling banyak beroperasi di Banjarmasin. Dengan jumlah 269 proyek.

"Rinciannya, PMA (Penanaman Modal Asing) sebanyak 43 proyek dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), 226 proyek. Dengan total investasi, Rp339 miliar," ungkapnya.

Sedangkan, jika dilihat dari nilai investasinya, dia menyebut, terbanyak terdapat di Kabupaten Tabalong. "Investasi di Tabalong mencapai Rp1,6 triliun, dari 15 proyek PMA dan 60 proyek PMDN," sebutnya.

Disinggung mengenai sektornya, Nafarin menyampaikan, perusahaan yang berinvestasi di Kalsel didominasi dari sektor pertambangan. "Nilai investasi dari sektor ini menjadi yang tertinggi. Yakni, mencapai Rp1,5 triliun," ucapnya.

Lanjutnya, namun untuk jumlah proyeknya paling banyak terdapat di sektor perdagangan dan reparasi. Hingga triwulan III tahun 2020, di sektor ini ada 390 proyek. "Rinciannya, PMA sebanyak 22 dan PMDN ada 368," ujarnya.

Dilihat berdasarkan negara, dia mengungkapkan, Korea Selatan menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di Kalsel: Rp1,3 triliun, dari 15 proyek yang sedang berjalan. "Tapi kalau dari jumlah proyek, Singapura menjadi yang terbanyak. Dengan total 74 proyek, senilai Rp462 miliar," ungkapnya.

Sementara itu, meski jumlah investor naik signifikan dibandingkan tahun lalu. Namun, realisisasi investasi hingga kini belum tercapai secara optimal.

Nafarin menjelaskan, total realisasi investasi dari triwulan I sampai dengan triwulan III 2020 hanya Rp5,7 triliun. Menurun jauh jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. "Tahun lalu di triwulan III, realisasi investasi kita sudah tercapai Rp11,1 triliun. Jadi, tahun ini turun Rp7,6 triliun," jelasnya.

Penurunan nilai investasi menurutnya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga mereda. "Karena pandemi, sejumlah investor menunda berinvestasi di Kalsel," pungkas Nafarin. (ris/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X