Krisis Pemimpin, Tanah Bumbu Butuh Figur Berpengalaman

- Sabtu, 21 November 2020 | 09:12 WIB
BERIKRAR : Warga berikrar memberikan hak suaranya pada 9 Desember mendatang untuk kemenangan Paslon ZR.
BERIKRAR : Warga berikrar memberikan hak suaranya pada 9 Desember mendatang untuk kemenangan Paslon ZR.

BATULICIN - Warga menilai, Kabupaten Tanah Bumbu krisis kepemimpinan dalam satu dasawarsa terakhir ini. Pasalnya, arah pembangunan tidak berpihak bagi masyarakat yang bermukim di pelosok dan pedesaan. Keberhasilan infrastruktur cenderung tertumpu di kawasan perkotaaan, sehingga rasa keadilan belum dirasakan seluruh masyarakat Bumi Bersujud.

Tengok saja, berapa banyak jalan desa dan lingkungan yang sudah beraspal dan akses nyaman di pelosok sudah terbangun. Bandingkan dengan wilayah perkotaan, gang sempit saja mulus dan rata.

"Ini bukti pembangunan di Tanah Bumbu belum merata. Selama kami bermukim di sini, baru sebagian kecil ada akses jalan desa maupun lingkungan nyaman dilalui," keluh Syarifuddin, warga Desa Sepakat Kecamatan Mantewe, Kamis (19/11).

Menurut Syarifuddin, saat ini yang paling dirasakan baru jalan protokol lintas kecamatan dengan kondisi akses sangat nyaman dan kualitas bagus. Namun, sedikit bergeser ke permukiman warga, jalan jelek bisa dilihat sepanjang mata memandang.

"Padahal jalan lingkungan sangat vital bagi keberlangsungan warga melaksanakan beragam aktivitas sehari-hari. Baik bagi kegiatan bermasyarakat, ibadah maupun untuk geliat perekonomian," katanya seraya menyebutkan disamping jalan, mereka butuh sarana saluran air drainase dan peremajaan jembatan.

Ia melanjutkan, di desanya jumlah penduduk mencapai 4 ribu jiwa, lebih dominan bermukim di lingkungan dalam, diluar jalan protokol. Sehingga, jelasnya, harusnya prioritas pembangunan sarana publik lebih di wilayah itu.

"Kalau jalan itu tak diperhatikan pemerintah, kasian warga yang terganggu atas ketidaknyamanan kondisi ini," jelasnya berharap pemkab segera melakukan perbaikan.

Terpisah, warga Sari Mulia Kecamatan Mantewe Safar Idris menyebutkan, kesenjangan pembangunan perkotaan dan pedesaan menunjukkan ketidakadilan pemimpin. Masyarakat perdesaan dan di pelosok seakan tidak begitu penting baginya, sehingga kurang mendapatkan sentuhan.

"Kami menilai, Tanah Bumbu krisis kepemimpinan, karena ketidakpekaan terhadap kebutuhan seluruh masyarakatnya," ucapnya.

Ironisnya, mereka mengaku dalam 2 periode ini bahkan tak mengenal sosok pemimpinnya karena tak pernah berkunjung.

"Warga kepengen melihat sosok bupatinya saja ibaratnya belum pernah tau siapa sebenarnya bupatinya," keluhnya.

Karena pemimpinnya sebelum ini tak pernah mengunjungi wilayah mereka. Sehingga tak bisa melihat apa kebutuhan masyarakat yang di inginkan. Ia mengeluhkan kondisi jalan lingkungan mereka yang rusak parah, karena tak tersentuh pengaspalan.

Saat diguyur hujan, genangan air dan jalan becek menjadi pemandangan lazim. Ini sangat mengusik kenyamanan warga dalam beraktifitas. 

"Masalah ini menunjukkan, ketidakpekaan seorang pemimpin," ketusnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB
X