Debat Pilwali Banjarmasin: Semua Dicecar Soal Pandemi

- Selasa, 24 November 2020 | 11:25 WIB
PUTARAN TERAKHIR: Keempat pasangan calon Pilwali Banjarmasin menghadapi pertanyaan seputar penanganan pandemi corona. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
PUTARAN TERAKHIR: Keempat pasangan calon Pilwali Banjarmasin menghadapi pertanyaan seputar penanganan pandemi corona. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Debat putaran terakhir kandidat Pilwali Banjarmasin digelar Ahad (22/11) lalu. Keempat pasangan calon dicecar tentang penanganan pandemi.

Debat dengan durasi 2,5 jam itu menghadirkan dr Meldy Muzda Elfa, Wakil Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin, sebagai moderator.

Giliran pertama diberikan kepada Khairul Saleh-Habib Ali Al Habsyi. Terkait bagaimana pasangan ini merangkul pengusaha, media dan akademisi untuk menghadapi wabah corona.

"Programnya harus jelas. Lalu anggarannya transparan," kata Khairul.

Sedangkan Ananda-Mushaffa Zakir, ditanya tentang langkah taktis untuk mencegah penularan COVID-19 ketika sekolah-sekolah telah dibuka.

Menurut Ananda, penambahan zona hijau dan kuning bukan lah jaminan. "Jangan sampai muncul kluster sekolah. Masih ada waktu untuk merundingkannya tentang baik dan buruknya," ujarnya.

Berbeda lagi dengan Abdul Haris Makkie-Ilham Noor. Yang ditodong pertanyaan tentang ancaman gelombang kedua corona. "Edukasi, edukasi, dan edukasi masyarakat!" tegas Haris.

Maksud Haris, edukasi tentang protokol kesehatan. Terutama di pasar-pasar tradisional.

Sedangkan petahana Ibnu Sina-Arifin Noor mengatakan, pandemi membawa hikmah tersendiri. Yakni menguatkan rasa kepedulian, kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat. (gmp/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X