Fisik Oke, Non Fisik masih PR Sekolah Tatap Muka

- Rabu, 25 November 2020 | 11:22 WIB
TERBATAS: Salah satu ruang kelas di SMPN 1 Banjarbaru yang menjadi sekolah piloting pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
TERBATAS: Salah satu ruang kelas di SMPN 1 Banjarbaru yang menjadi sekolah piloting pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Meski Mendikbud RI telah mengumumkan bahwa tahun 2021 sekolah tatap muka dapat dilakukan. Pemko Banjarbaru hingga saat ini masih belum memutuskan ihwal nasib Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarbaru, M Aswan menyebut pada prinsipnya pihaknya melihat perkembangan kasus Covid-19 di Banjarbaru dahulu. Meskipun disebutnya bahwa memang ada lampu hijau dari Kemendikbud untuk memulai PTM.

"PTM ini kan banyak persyaratannya. Nah selain dari sekolah yang siap melaksanakan prokes (protokol kesehatan) PTM, tetap keputusan itu dari orang tua murid. Jadi kita menyiapkan sekolahnya, keputusan tetap di orang tua," ujarnya.

Diklaimnya, saat ini beberapa sekolah yang berstatus piloting sudah siap melaksanakan PTM. Kesiapan ini ujarnya juga sebagai pertimbangan agar orang tua siswa dapat yakin dengan pola PTM.

"Nanti kita akan rapatkan dengan stakeholder terkait soal ini. Baik itu pihak sekolah, komite sekolah termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait rencana PTM ini," ujar Aswan.

Untuk lebih menyiapkan PTM, sebagian sekolah sebut Aswan sudah menggelar simulasi PTM. Dari hasil simulasi, dinilainya bahwa secara umum prokes yang bersifat fisik sudah terpenuhi dan siap.

"Untuk yang fisiknya sudah siap. Ada cek suhu, ruangan kelas diberi jarak, tempat cuci tangan dan disinfeksi berkala. Cuman kan PTM ini juga tak sekadar kesiapan fisiknya saja," bebernya.

Kesiapan non fisik ini sebut Aswan meliputi terkait pengawasan dan manajerial penerapan prokes. Semisal bagaimana memastikan siswa mengikuti alur yang sudah ditetapkan ketika berangkat dari rumah menuju sekolah hingga pulang ke rumah lagi.

"Karena semisal sekolahnya siap tapi di luar sekolah siswanya belum disiplin tentu rawan terjadi potensi penularan. Makanya, perlu kerjasama disiplin juga dari orang tua agar prokes ini bisa optimal," katanya.

Kekhawatiran lain kata Aswan adalah soal berpotensinya pedagang di areal luas sekolah yang masih beroperasi. Padahal, idealnya katanya prokes PTM siswa tidak diperkenankan jajan di luar areal sekolah.

"Karena kantin sekolah saja kita tidak perkenankan buka, sehingga siswa membawa bekal sendiri. Nah kalau ada pedagang jajanan di luar sekolah ini tentu juga rawan, ini yang masih perlu kita rapatkan dan pertimbangkan," katanya.

Terakhir, untuk menyiapkan PTM, ia katanya juga akan mempertimbangkan soal status kesehatan para tenaga pendidik. Salah satunya sebut Aswan ada wacana untuk tes kesehatan kepada para guru.

"Cuman ini masih wacana, kemarin saya ada koordinasi dengan Dinkes soal ini. Kemungkinan rapid test, tapi ini perlu kita pertimbangkan lagi," tuntasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X