Simulasi Lancar, Lanjut Transisi Menuju Pembukaan Sekolah Serentak

- Jumat, 27 November 2020 | 09:12 WIB
SIMULASI: Siswi SMPN 10 Banjarmasin di Jalan AES Nasution mencuci tangan sebelum memasuki kelas. Foto diambil pada awal simulasi kemarin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
SIMULASI: Siswi SMPN 10 Banjarmasin di Jalan AES Nasution mencuci tangan sebelum memasuki kelas. Foto diambil pada awal simulasi kemarin. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Simulasi pembukaan sekolah di masa pandemi dievaluasi kemarin (26/11). Rapat bersama Dinas Pendidikan Banjarmasin dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).

Kepala Disdik Banjarmasin, Totok Agus Daryanto menegaskan, tidak ada temuan kasus atau penularan COVID-19 di sekolah. "Guru dan murid tidak ada yang jatuh sakit. Jadi simulasi berjalan dengan lancar," bebernya.

Simulasi dimulai sejak 16 September. Berlangsung selama 10 hari di SMPN 7, SMPN 10, SMP 12 dan SMPN 31 Banjarmasin.

Kendati lancar, simulasi akan dihentikan pada Senin (30/11) depan. Karena menjelang Ujian Akhir Semester (UAS) dan menyongsong masa liburan.

"UAS hanya digelar secara daring. Kemudian setelah liburan, dilanjutkan pembukaan sekolah. Pembelajaran tatap muka tahap transisi. Yang digelar pada 4 Januari 2021 sesuai revisi surat keputusan bersama (SKB) empat menteri," jelasnya.

Pertanyaan utama, siapkah Banjarmasin membuka sekolah secara serempak? Totok menyatakan, seluruh SMP negeri sudah siap menghadapi masa transisi. Berkaca pada pengalaman simulasi kemarin.

Disdik juga terpacu oleh instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Bahwa seluruh sekolah negeri harus menyediakan layanan tatap muka.

"Tapi tidak ada paksaan. Bila orang tua murid tidak mengizinkan anaknya turun ke sekolah, tak apa-apa. Masa transisi maksimal selama dua bulan. Dari Januari sampai Februari," ulasnya.

Terkait kurikulum atau pola belajar pada masa transisi, tak banyak berbeda dengan simulasi. Tapi bila semula jam belajar hanya tiga jam, pada masa transisi ditambah menjadi empat jam.

"Kemudian untuk kapasitas ruangan yang semula 35 persen, ditingkatkan menjadi 50 persen. Murid juga akan diatur sistem shift. Artinya setiap murid akan turun tiga kali dalam sepekan," rincinya.

Lantas, bagaimana dengan sekolah swasta yang juga ingin membuka kelasnya? Totok menyarankan agar sekolah swasta mengikuti protokol dan regulasi yang ada. Mengikuti pola sekolah negeri.

"Sekali lagi, tidak ada paksaan. Kalau orang tua murid tidak mengizinkan, tidak apa-apa," tutupnya.

Ditanya terkait masa transisi ini, Ketua K3S Banjarmasin, Saipudin Zuhri mengatakan, dari laporan para kepala sekolah, mereka sudah siap menggelarnya.

"Baik kurikulum maupun sarana penerapan protokol kesehatan, semua sudah disiapkan. Selama simulasi juga tak ada komplain dari wali murid," kata Zuhri.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X