Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Sahruddin menyebut ada sepuluh kabupaten/kota di Kalsel yang berpotensi terjadi bencana apabila hujan turun dengan intensitas tinggi.
Sepuluh daerah itu yakni, Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Balangan, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Tapin, Barito Kuala dan Kota Banjarbaru. "Daerah-daerah ini biasanya banjir karena luapan air sungai," beber Sahruddin.
Terkait perkembangan La Nina, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru Goeroeh Tjiptanto menuturkan, Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) pada November ini telah menunjukkan kondisi La Nina. "Beberapa institusi memprediksi La Nina lemah sampai moderat terjadi hingga Maret atau Mei 2021," tuturnya.
Lebih jauh dia memaparkan, catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.
Namun, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada November-Desember peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan Selatan dan hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.
“Selanjutnya pada hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara, dan Papua,” kata Goeroeh.