Sempat Sembunyi di Rumah Pacar, Begal Sadis ini Didor

- Kamis, 3 Desember 2020 | 07:01 WIB
M Irwanto terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan. Setelah pemuda 27 tahun itu membahayakan Tim 2 Subdit 3 Ditkrimum Polda Kalsel yang hendak menangkapnya. | Foto: Maulana/Radar Banjarmasin
M Irwanto terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan. Setelah pemuda 27 tahun itu membahayakan Tim 2 Subdit 3 Ditkrimum Polda Kalsel yang hendak menangkapnya. | Foto: Maulana/Radar Banjarmasin

BANJARMASIN - M Irwanto terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan. Setelah pemuda 27 tahun itu membahayakan Tim 2 Subdit 3 Ditkrimum Polda Kalsel yang hendak menangkapnya.

Pembegal sadis ini lari ke Banyuwangi, Jawa Timur. Ditangkap di Jalan Bawean Kelurahan Sukowidi pada Sabtu (28/11) malam.

"Dia baru tiba di Banjarmasin hari ini," kata Wadir Krimum AKBP Suhasto, kemarin (2/12).

Nama Irwanto muncul setelah polisi menangkap Surianto, 28 tahun, warga Desa Jombang Kabupaten Tanah Bumbu, pada 24 November lalu.

Mereka berduet, membegal dan merampok, bahkan menewaskan korbannya. Penangkapan berawal dari penemuan jasad korban atas nama Ahmadi di Desa Kuningan Kabupaten Tanah Laut. "Ada dua korban, salah satunya tewas, yakni Ahmadi," tambah Suhasto.

Lalu, mengapa Irwan yang merupakan warga Landasan Ulin, Banjarbaru itu harus jauh-jauh lari ke Banyuwangi?

"Desa Klatak itu perbatasan antara Banyuwangi dan Purbolinggo. Di sana ada pacarnya. Dia bersembunyi di rumah kekasihnya," terang mantan Kapolres Kotabaru ini.

Irwanto dan Surianto dijerat dengan pasal berlapis. Yakni Pasal 338, 340, dan 365 KUHP. "Keduanya memang residivis. Irwanto untuk kasus pencurian. Sedangkan Surianto untuk kasus pembunuhan," tukasnya.

Pembegalan terjadi dua kali, pada 3 dan 9 November lalu. Modusnya, berpura-pura menyewa mobil bersama sopirnya untuk diantar ke Kabupaten Tanah Bumbu.

Toyota Innova itu pun dibawa kabur. Di Jorong, korban Dwi Hartono hampir dieksekusi. Tapi Dwi memberontak saat lehernya dijerat. Dwi lolos dari maut setelah lari ke hutan dengan tangan terluka.

Pada pembegalan kedua, masih dengan modus yang sama, keduanya meminta dijemput Ahmadi di Kintap untuk pulang ke Banjarmasin. Di Gunung Kayangan, Tala, pria 51 tahun itu diikat dan dibuang ke kebun sawit. Nasib Ahmadi tak semujur Dwi.

Kasus ini terungkap setelah Toyota Sigra yang hendak mereka jual tak kunjung laku. "Mobilnya ditinggalkan di tepi jalan. Penuh bercak darah. Sejak itu kami mulai menyelidiknya," tutup Suhasto.

Dari dua aksi itu, Surianto mendapat uang Rp600 ribu. Sementara Irwanto mengantongi Rp2,2 juta. Sungguh harga yang murah untuk nyawa orang. (lan/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Balaskan Dendam Kawan, Keroyok Orang Hingga Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 18:10 WIB

Setelah Sempat Dikeroyok, Seorang Pemuda Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:00 WIB

Tim Gabungan Kembali Sita Puluhan Botol Miras

Selasa, 26 Maret 2024 | 16:40 WIB
X