BANJARMASIN - Selama masa tenang, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banjarmasin kian gencar patroli. Tak hanya siang, tapi juga malam. Tujuannya, menangkal serangan fajar.
"Dalam bahasa kami adalah patroli lima waktu. Artinya waktu yang rentan pada jam-jam berapa, kami turun berpatroli. Misalkan pas orang pulang kerja atau sedang sarapan," kata Komisioner Bawaslu, Subhani, kemarin (8/12).
Bukan hanya lima waktu, tapi juga patroli ke lima penjuru. Menyasari Kecamatan Banjarmasin Timur, Barat, Utara, Selatan dan Tengah.
"Semua kawasan rawan, tidak hanya praktik politik uang. Tapi juga kampanye atau mobilisasi massa di luar jadwal," tambahnya.
Cara pengawasan, petugas berkeliling ke permukiman atau mendatangi tempat-tempat yang ramai. Seluruh pengawas di tingkat paling bawah sudah diarahkan untuk membantu. Terutama mengawasi di lingkungannya masing-masing. Jika menemukan praktik kecurangan, maka segera laporkan.
Sementara, belum ditemukan adanya pelanggaran. Diakuinya, memang ada beberapa laporan, tapi setelah dicek ke lapangan, ternyata nihil.
"Sempat pengawas real time menyampaikan kalau ada dugaan terhadap praktik-praktik kecurangan dalam Pilkada," katanya.
Hingga hari ini, sudah 23 kasus pelanggaran pada masa kampanye yang ditangani Bawaslu. "17 terkait pelanggaran alat peraga kampanye, lima soal netralitas PNS dan satu masalah kampanye di media sosial," rincinya.
Lantas, apa kabarnya kasus ASN Pemko Banjarmasin tidak netral kemarin? "Sudah kami serahkan ke Komisi ASN," jawabnya. (gmp/fud/ema)
