Fenomena Calon Perseorangan di Ujung Tenggara Kalsel, Mampu Melawan Kekuatan Mesin Parpol

- Jumat, 11 Desember 2020 | 10:56 WIB
CALON INDEPENDEN: Burhanudin bersama istri saat persiapan berangkat kampanye. Maju sebagai calon perseorangan di Pilkada Kotabaru berhasil melewati petahana dalam hitungan sementara. | Foto: Istimewa
CALON INDEPENDEN: Burhanudin bersama istri saat persiapan berangkat kampanye. Maju sebagai calon perseorangan di Pilkada Kotabaru berhasil melewati petahana dalam hitungan sementara. | Foto: Istimewa

Syarat calon perseorangan terus diperketat tiap tahun. Lolosnya susah. Ketika lolos pun peluang menangnya sulit. Tapi pasangan Burhanudin - Bahrudin membawa cerita berbeda dari ujung tenggara Kalsel.

---

Wajahnya terlihat letih. Bekas bergadang tergambar jelas. Namun dengan suara lantang, Burhanudin mengumumkan kemenangan dirinya bersama Bahrudin, Kamis (10/12) kemarin.

Kata Burhan -begitu ia disapa- data yang masuk ke mereka sudah 95 persen lebih. Bersumber dari C1. Dia mengatakan, mereka menang dengan selisih dua persen.

Sisa suara belum masuk, akunya, karena petugas di lapangan terkendala jaringan internet. "Namun setelah kami kalkulasi, tidak akan merubah hasil yang sudah ada," bebernya.

Di laman resmi KPU, per pukul 19.02, suara masuk sudah 38,23 persen. Hasilnya Burhanudin meraih 50,3 persen. Sementara pasangan Sayed Jafar - Andi Rudi Latif 49,7 persen.

Di hari yang sama, kemarin juga, Hasrifin Harifai dari tim Sayed Jafar mengunggah video. Mengatakan, merekalah yang menang sekitar dua persen. Baik dari hasil quick count atau real count yang baru selesai pukul 04.00 dini hari.

Karena kemenangan tipis itu kata Hasrifin mereka tidak deklarasi kemenangan. Sebab, selisih begitu potensi gugatan tinggi.

Terlepas dari saling klaim menang itu, fakta menariknya adalah. Burhanudin - Bahrudin maju melalui jalur perseorangan. Paslon lainnya maju dengan dukungan semua partai politik yang memiliki kursi di parlemen daerah ini. Karena hanya dua, maka mau tidak mau bisa disimpulkan pertarungan parpol dan non parpol.

Ternyata hasilnya begitu mengejutkan. Perseorangan mampu melawan kekuatan jaringan partai sedemikian hebatnya.

Apa yang terjadi? Dari informasi yang dihimpun Radar Banjarmasin di lapangan, terjadi polarisasi. Dua kutub yang terbentuk demikian kontrasnya. Dari awal Burhanudin menanamkan semacam kepercayaan di masyarakat, bahwa dia tidak memiliki uang. Sementara Sayed Jafar terkesan sebaliknya.

Di sisi lain, kepercayaan publik kepada partai politik terus menurun. Seringnya kebijakan parlemen di pusat yang bersinggungan dengan emosional masyarakat di bawah, menjadi salah satu faktor. Kasus heboh terakhir UU Cipta Kerja.

Kemudian, jelang Pemilu di Kotabaru, pendidikan politik bergerak positif. Dibuktikan dengan ramainya warga membuat sendiri spanduk anti politik uang. "Kami kumpulan bikin itu," kata Syamsir Alam warga Kelumpang Hilir.

Meningkatnya kesadaran politik di Kotabaru, ditengarai memberikan keuntungan bagi Burhanudin. Warga yang lelah melihat hasil Pemilu akibat politik uang mendapatkan tempat pelarian. Warga yang muak dengan kinerja wakil partai di parlemen pusat mendapat alternatif pilihan pada calon perseorangan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X