Ketika aba-aba diberikan, seekor merpati jantan melesat. Terbang lurus menyeberangi sungai. Menuju arah tangan sang pelatih yang menggenggam merpati betina.
-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Radar Banjarmasin --
SEGEROMBOL pemuda tak henti-hentinya berteriak. Begitu pula dengan bocah di dekat mereka.
Semua mata menatap lurus ke depan. Di kejauhan, beberapa ekor merpati tampak mengepakkan sayap. Ada yang terbang meliuk, ada pula yang terbang lurus menuju sumber suara.
Teriakan mereka mereda ketika seekor merpati hinggap di tangan.
Itulah cara warga Teluk Kelayan di Banjarmasin Selatan mengisi waktu luang di sore hari. Yakni melatih burung merpati balap.
"Merpati tercepat yang hinggap ke tangan majikan, itulah pemenangnya," kata Madin, salah seorang pemilik merpati.
Ditemui kemarin (20/12) sore di kawasan rusunawa, sedikitnya ada sembilan pasang merpati balap yang dibawa pemuda 31 tahun itu. Semuanya dilatih bergantian.
Tampak dua rekannya Amat, 37 tahun dan Mahrus, 23 tahun. Mereka dibantu para bocah yang antusias.
Melatih merpati balap sebenarnya gampang-gampang susah. Gampang ketika merpati kembali ke tangan sang majikan. Susah apabila merpati tak kunjung kembali.
"Kami pernah melepas lima merpati. Tapi yang kembali cuma empat. Susahnya minta ampun, karena harus mencari ke mana-mana. Dan jarang bisa ketemu," kisah Amat seraya tertawa.
Melatih merpati balap bukan sesuatu yang asing di sini. Sudah rutin dilakoni warga pendatang Teluk Kelayan.
"Khususnya yang pendatang, rata-rata memelihara merpati balap. Jadi hiburan. Menghilangkan stres setelah bekerja. Selain itu, menjauhkan kami dari perkara negatif," ungkap pria asal Pamekasan, Jawa Timur tersebut.