Baru Diresmikan, Duo Rumah Lanting Sudah Diadang Banyak Hal: Akhirnya Cuma Buat Foto-Foto

- Selasa, 22 Desember 2020 | 07:15 WIB
KOSONG MELOMPONG: Galeri Terapung dengan desain atap tanggui di Sungai Jingah. Belum ada busana atau kain Sasirangan yang dipajang. Berbeda sekali dengan saat peresmian di pagi harinya.  | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
KOSONG MELOMPONG: Galeri Terapung dengan desain atap tanggui di Sungai Jingah. Belum ada busana atau kain Sasirangan yang dipajang. Berbeda sekali dengan saat peresmian di pagi harinya. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Galeri Terapung dan Rumah Lanting diresmikan secara sederhana, (21/12). Tapi pengelola rupanya diadang banyak hal.

--

BANJARMASIN - Ketua masyarakat kelompok sadar wisata (pokdarwis) Sungai Jingah, Muhammad Rafi bersyukur atas peresmian Galeri Terapung di Kampung Sasirangan tersebut. Saat ini, ada 24 perajin kain Sasirangan di sana. Galeri ini diharapkan bisa menjadi wadah promosi produk kerajinan mereka.

"Galeri itu terbuka untuk seluruh perajin. Jadi siapapun bisa memajang karyanya di sini," ujarnya. Masalahnya, galeri tak bisa dibuka setiap hari. Alasannya, karena ketiadaan pintu!

Sisi kanan dan kiri galeri itu tampak terbuka. Kalau diterpa hujan dan angin deras, tempias air bisa merusak kain. "Jadi cuma bisa memajang pas ada tamu datang. Kalau untuk sehari-hari, mungkin cuma menjadi spot foto yang bagus saja," tambah Rafi.

Senada dengan Hamdani, pengelola Rumah Lanting di dekat Jembatan Pulau Bromo. Rencananya, Rumah Lanting itu akan diisi hasil kerajinan tangan masyarakat sekitar. "Seperti tanggui, purun, tas, dan kerajinan yang kental dengan nuansa Banjar," ujarnya.

Tapi ala kadarnya saja. Alasannya, pokdarwis itu baru terbentuk. Keterbatasan bahan baku juga menjadi masalah perajin. Tanpa bahan baku, mau diisi apa? Kemungkinan, cuma bisa dibuka sekali dalam sepekan.

"Di sini kami terkendala bahan baku, makanya hari Jumat baru bisa dibuka," bebernya. Ujung-ujungnya hanya menjadi spot foto. "Sementara, nanti di halaman rumah lanting akan dibuka wisata kuliner. Menunggu punya tenda sendiri karena keterbatasan dana," tutup Hamdani.

Kenyataan ini jauh sekali dari target pemko saat membangunnya. Ada kesenjangan di sini.

-

Selain menjadi ikon, Galeri Terapung dan Rumah Lanting itu digadang-gadang bisa mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar. Bukan sekadar untuk difoto pengunjung dan diunggah ke media sosial.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin, Ikhsan Alhak menjelaskan, kedua bangunan itu telah dihibahkan kepada masyarakat.

Tapi, bukan berarti pemko bakal lepas tangan. "Kami tetap mengawasi. Soal lain, akan diberi arahan. Begitu pula dengan kesulitan yang dihadapi pengelola," janji Ikhsan. 

Pemulihan Ekonomi, Mengangkat Budaya Sungai

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB
X