KOTABARU - Truk bermuatan penuh kelapa sawit itu megap-megap melintasi jalan berlumpur. Badannya oleng. Yang dikhawatirkan terjadi. Truk itu terbalik, muatannya tumpah ke jalan.
Kejadian di atas bukan sekali dua. Hujan akhir tahun, ditambah seringnya kendaraan bermuatan berat melintas membuat jalan poros Pulau Laut Barat ke Pulau Laut Kepulauan rusak parah.
Akses jalan paling ekstrem selepas Desa Bangunrejo menuju kota Pulau Laut Kepulauan, Tanjung Lalak. Kontur jalan yang aspalnya hampir terkupas semua itu bak kubangan tanah liat. Roda empat kesulitan melewatinya. Apalagi roda dua. "Puluhan tahun, enggak pernah diaspal. Kadang cuma dikeraskan, makanya tiap hujan jadi kubangan. Kemarau jadi debu," kata Sapar warga di sana, Selasa (22/12) kemarin.
Para sopir truk sawit mengaku menelan banyak kerugian. "Rugi lah. Sawit itu harus cepat masuk pabrik. Kalau lambat, harganya jatuh," ujar seorang sopir yang meminta namanya tidak ditulis.
Sejak lama akses jalan itu menjadi urat nadi perekonomian warga. Alur utama barang dari daerah kepulauan menuju pusat kota dan sebaliknya.
Kadis PUPR Kotabaru, Maulidiansyah membenarkannya. Menurutnya, jalan tersebut awalnya tidak terlalu rusak. Namun sempat diberi timbunan tanah oleh perusahaan di sana. "Pada saat cuaca panas tidak masalah. Tetapi saat hujan menjadi becek. Sebaiknya masyarakat turut berpartisipasi menjaga keawetan jalan dengan tidak menggunakan kendaraan berat muatan berlebihan," ujarnya.
Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis berjanji akan turun ke lapangan. Melihat langsung kondisi jalan itu. "Supaya tahu nanti di titik mana saja yang rusak," tegasnya.
Tahun 2021 nanti, ada anggaran pemeliharaan jalan dari APBD Kotabaru sebesar Rp4 miliar untuk jalan di sana. Ditambah anggaran DAK sekitar Rp10 miliar. Dana itu, sebut Syairi Mukhlis, dapat digunakan memperbaiki kualitas jalan yang rusak.(zal/dye/ema)
