Gara-Gara Ini, Dalam Sehari Bandara Syamsudin Noor Kehilangan Rp 1 Miliar Lebih

- Jumat, 25 Desember 2020 | 10:39 WIB

BANJARBARU - Ketatnya syarat bepergian menggunakan pesawat terbang pada libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) membuat banyak orang malas berlibur ke luar daerah. Merosotnya jumlah penumpang berdampak pada hilangnya pendapatan Bandara Internasional Syamsudin Noor.

Pada H-1 cuti bersama Natal, Rabu (23/12) tadi misalnya, bandar udara milik Banua ini harus kehilangan potensi pendapatan hingga Rp1 miliar lebih. Gara-gara jumlah penumpang dan penerbangan sangat merosot jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Stakeholder Relation Bandara Internasional Syamsudin Noor, Ahmad Zulfian Noor mengatakan, pada H-1 cuti bersama jumlah penumpang berangkat dan datang yang mereka layani hanya 6000-an. Padahal, 2019 lalu tembus 11 ribu.

"Jika dihitung pendapatan dari sektor aero atau penerbangan, kita kehilangan pendapatan sekitar Rp500 juta. Karena, setiap satu penumpang kita bisa mendapatkan Rp100 ribu," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Selain di sektor aero, dia mengungkapkan, merosotnya penumpang juga membuat pendapatan dari Airport tax atau pajak dari pengguna jasa penerbangan banyak yang hilang.

"Jika dibandingkan tahun lalu, penumpang berkurang 5 ribu orang. Setiap penumpang dibebankan airport tax Rp100 ribu, jadi di sektor ini kita juga kehilangan Rp500 juta sehari," ungkapnya.

Zulfian menambahkan, selain dari sektor aero dan airport tax, ada potensi pendapatan lain yang banyak hilang lantaran merosotnya jumlah penumpang dan penerbangan. "Pendapatan dari landing misalnya, bandara kehilangan hampir 30 jutaan sehari. Kemudian parkir, hilang sekitar sepuluh jutaan sehari," tambahnya.

Selain bandara, anjloknya jumlah penumpang juga berdampak negatif terhadap maskapai penerbangan. Pendapatan mereka juga banyak yang hilang, karena selain berkurangnya pengguna jasa juga lantaran ada sejumlah calon penumpang yang melakukan refund atau pembatalan penerbangan.

Maskapai penerbangan Lion Air misalnya, pada H-1 cuti bersama Natal ada sekitar 28 calon penumpang di Bandara Internasional Syamsudin Noor yang melakukan refund. "28 pax itu total refund-nya Rp22 jutaan," papar Area Manager Lion Air Banjarmasin, Agung Purnama.

Menurutnya, puluhan penumpang membatalkan penerbangan lantaran adanya perketatan bagi orang-orang yang berpergian. Seperti halnya syarat rapid test antigen yang diterapkan sejumlah daerah di Jawa, dan tes swab yang diwajibkan pemerintah Bali. "Karena kebanyakan yang melakukan refund penumpang tujuan Bali dan Jawa," ujarnya.

Agung memprediksi, penumpang pesawat terbang pada libur Nataru tahun ini bakal turun jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Berapa persen turunnya, nanti baru bisa dicek setelah usai libur," paparnya.

Bagaimana dengan maskapai lainnya? GM Garuda Indonesia Wilayah Kalimantan, Boydike Kussudiarso menyampaikan, trafik penumpang menjelang Nataru dari Bandara Internasional Syamsudin Noor ke sejumlah daerah yang dilayani Garuda Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasanya.

"Utamanya Banjarmasin menuju Surabaya, naik sampai 91 persen. Sedangkan Banjarmasin ke Jakarta naik 12 persen," ucapnya.

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, dia menuturkan, jumlah penumpang Garuda Indonesia juga mengalami penurunan. "Ini karena situasi pandemi, dan GA juga memberlakukan physical distancing di dalam pesawat. Tapi angka turunnya saya tidak hafal," tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X