Cerita Denwatser Banser di Malam Natal: Tak Cukup dengan Kata-Kata

- Sabtu, 26 Desember 2020 | 11:33 WIB
Dari kiri ke kanan, Nor Halimah, Zulfa dan Ina. Ketiganya anggota Denwatser Banser.
Dari kiri ke kanan, Nor Halimah, Zulfa dan Ina. Ketiganya anggota Denwatser Banser.

Tak mudah bagi ketiga muslimah ini membantu pengamanan gereja. Suami dan orang tua coba mencegah. Belum lagi cibiran dari mulut kawan atau tetangga.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

MISA Natal di Gereja Katedral Keluarga Kudus memasuki sesi kedua. Jemaat yang datang sudah tak sebanyak sesi pertama.

Mencegah munculnya kerumunan, perayaan malam Natal di gereja di Jalan Lambung Mangkurat itu, Kamis (24/12), ibadah dibagi menjadi dua sesi.

Maklum, pandemi belum berlalu. Jemaat dibatas, yang masuk hanya pemegang kupon yang sudah dibagikan pengelola gereja sejak jauh-jauh hari.

Di halaman gereja, beberapa meter dari bilik disinfektan, ada tiga perempuan berkerudung. Ketiganya mengenakan jaket loreng-loreng.

Mereka anggota Detasemen Wanita Serbaguna (Denwatser) Banser Banjarmasin. Mereka adalah Ina, Zulfa dan Nor Halimah.

Ketiganya membaur bersama polisi, membantu pengamanan di gereja tua tersebut.

Dari balik maskernya, mata Halimah terus mengawasi jemaat yang hilir mudik.

Sesekali, perempuan 22 tahun itu membantu jemaat yang ingin berfoto seusai mengikuti misa. Jepret-jepret!

Ketiganya tampak bersemangat. Tampak riang sekali. Tapi di balik itu, ternyata ada kegetiran yang disimpan.

Contoh Ina. Sebelum berjaga, perempuan 21 tahun itu harus berulang kali meyakinkan sang suami. Agar diizinkan berjaga di gereja.

"Sempat diprotes. Katanya, mengapa harus di gereja? Tapi, setelah berdiskusi panjang, akhirnya suami bisa memaklumi," tuturnya.

Izin itu disertai syarat. Paling jauh, ia hanya boleh berada di depan pintu gereja. Jangan sampai masuk.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X