BANJARMASIN - Pohon di Jalan Hasan Basri, tepatnya di depan SMKN 2 Banjarmasin, roboh ke badan jalan. Seusai dahannya tersenggol bagian atas truk tronton yang melintas pada Sabtu (26/12).
Beruntung, tidak ada korban luka. Tapi selama proses evakuasi pohon berlangsung, muncul kemacetan parah di kawasan Kayu Tangi.
Namun, benar kah pohon itu roboh hanya karena tersenggol saja? Atau ada kemungkinan lain?
Pantauan di lapangan (27/12) pagi, tercerabut hingga akarnya, kondisi batang pohon tampak masih segar.
Bila diperhatikan, posisi pohon memang sudah goyah akibat galian proyek trotoar di kawasan tersebut.
Tak jauh dari sana, beberapa pohon juga mengalami hal serupa. Ini jelas mengkhawatirkan. Apalagi saat hujan deras dan cuaca kencang menerpa.
Ketika dikonfirmasi, Humas Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Banjarmasin, M Effendi mengaku tak mengetahui secara pasti teknis pengerjaan trotoar di lapangan.
"Kebetulan tidak ikut saat pembahasan rencana kerja. Jadi saya kurang tahu," ujarnya, kemarin (27/12).
Dia menyarankan untuk menemui petugas di lapangan, hari ini, Senin (28/12). "Kalau mau lebih tahu, mungkin Senin bisa dilihat-lihat," tambahnya.
Dihubungi terpisah, pengamat lingkungan, Hamdi dibuat risau.
"Melihat kondisinya, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah galian itu," kata mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Banjarmasin (sekarang menjadi DLH) tersebut.
Pensiunan ASN Pemko Banjarmasin itu pun meminta, kontraktor selalu memperhatikan letak pohon. Jangan sampai pembangunan infrastruktur malah kontra dengan agenda penghijauan lingkungan.
Kalau pun harus ditebang karena berada di jalur pembangunan, harus disediakan pohon pengganti. Agar hak warga (terutama pejalan kaki) atas udara segar dan keteduhan tak lantas dikorbankan.
Terlepas dari insiden ini, Hamdi juga menyoroti pemangkasan yang menurutnya tak memperhatikan kaidah keteduhan. Apalagi kaidah keindahan.