Semua Kadernya Kalah, PKS Akui Keterlambatan Start

- Senin, 28 Desember 2020 | 06:37 WIB
GAGAL BANYAK: Ketua DPW PKS Kalsel Ja'far didampingi Faqih Jarjani disela acara Muswil DPP PKS di Banjarmasin, kemarin. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
GAGAL BANYAK: Ketua DPW PKS Kalsel Ja'far didampingi Faqih Jarjani disela acara Muswil DPP PKS di Banjarmasin, kemarin. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN – Pilkada tahun ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus legawa. Tiga kadernya kalah dalam Pilkada. Saat ini hanya Mushaffa Zakir, pendamping Ananda yang maju di Pilwali Banjarmasin, sedang berjuang di Mahkamah Konstitusi (MK).

Sisanya, yakni Faqih Jarjani yang maju sebagai calon Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) dan Noor Iswan yang maju menjadi calon Wakil Bupati Balangan mendampingi calon petahana, Ansharuddin tak bisa berbuat banyak.

Keterlambatan start menjadi alasan DPW PKS Kalsel mengapa kader mereka tak bisa berbuat banyak di Pilkada tahun ini. “Kami belum menang mungkin karena penetapan calon kami last minute semua. Sehingga persiapan kami sangat mepet,” kata Ketua DPW PKS Kalsel, Ja’far kemarin.

Meski tidak sukses tapi Ja’far masih diberi kepercayaan kembali memimpin DPW PKS Kalsel periode 2020-2025 pada Muswil PKS Kalsel kemarin. Dia mengatakan akan membenahi hasil pada Pilkada 2020 ini pada musim pemilihan mendatang. “Banjarmasin, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Selatan menjadi target yang akan kami menangkan di Pilkada 2024 nanti,” tambahnya.

Melihat kader mereka yang tak bisa berbuat banyak Pilkada tahun ini, Ja’far menegaskan, akan menyiapkannya sejak awal untuk menyongsong Pilkada 2024 mendatang. “Kami siapkan sejak jauh hari, mulai tahun depan (2021) sudah kami siapkan,” bebernya.

Selain lambat start, diakuinya proses komunikasi antar partai politik koalisi juga membuat kader tak bisa cepat bersosialisasi. Dampaknya pun tak bisa mendongkrak elektabilitas. “Memang ketika tak bisa mengusung sendiri, proses komunikasi tak bisa dihindari antar partai politik. Proses komunikasi ini tak bisa memakan waktu cepat,” imbuhnya.

Komunikasi yang tak berjalan mulus terbukti di Pilkada HST. PKS pun pada akhirnya mengusung calon sendiri melalui jalur perseorangan. Yakni Faqih Jarjani yang dipasangkan dengan Abu Yazid Bustami. “Sempat ditawarkan ke partai lain, tapi nggak ketemu karena sama-sama ngotot ingin nomor satu,” kata Ja’far.

Tak hanya mengevaluasi Pilkada, Ja’far menyebut, DPW PKS Kalsel akan fokus pula persiapan pemilihan legislatif. Maklum, DPP menarget perolehan kursi yang tak main-main. Contohnya di kursi DPR RI. DPW PKS Kalsel yang hanya menyumbang 1 kursi di Pileg 2019 lalu, pada Pileg 2024 mendatang ditarget 3 kursi.

Tiga kursi itu sebut Ja’far agak berat. “Namun kami tetap optimis bisa merealisasikan target tersebut,” yakinnya.

Selain ditarget penambahan kursi DPR RI. Ja’far juga ditarget penambahan kursi di DPRD Kalsel dan kabupaten/kota. Saat ini, PKS memiliki total 40 kursi di DPRD kabupaten dan kota se Kalsel. Sementara di DPRD Kalsel memiliki 5 kursi. “Target kami di Pileg mendatang 65 kursi di DPRD kabupaten dan kota, dan 10 kursi di DPRD Kalsel,” sebutnya.

Sejumlah target tersebut diyakininya dapat terealisasi meski di bawah bayang-bayang Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yang baru didirikan. Partai yang dinakhodai oleh Anis Matta dan Fahri Hamzah itu banyak diisi orang-orang PKS. “Tak ada masalah, suara kami malah naik. Termasuk di Kalsel. Secara nasional pun naik, dari yang dulu 6 juta lebih, malah menjadi 8 juta lebih,” tandasnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X