BANJARMASIN - Di balik masker yang dikenakannya, Sarinah tersenyum. Dia sudah lama menanti jembatan baru di Jalan Gerilya Banjarmasin Selatan itu rampung.
Senada dengan Miah. Baginya jembatan itu bisa menjadi solusi. Untuk masyarakat Banjarmasin Selatan yang kerap mengeluhkan jembatan lama.
"Kalau jembatan lama, pasti macet karena sempit. Apalagi pada liburan akhir pekan," kata Miah.
Kemarin (30/12) pagi, Jembatan Gerilya diresmikan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Dan Miah serta Sarinah hadir untuk menontonnya.
"Jadi nyaman kalau mau pergi ke pengajian," tambah Sarinah.
Ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dari APBD 2020, proyek itu menyedot anggaran Rp13 miliar.
Dibanding yang lama, jembatan ini lebih besar. Panjang 50 meter dan lebar 10 meter. Di opritnya juga dibangun taman.
Jembatan ini vital untuk menghubungkan warga di tiga kelurahan: Kelayan Timur, Murung Raya dan Tanjung Pagar.
Ibnu mengatakan, desain jembatan beton itu dibuat melengkung. Agar perahu bisa melintasi sungai di kolong jembatan.
Sebenarnya, jembatan lama tak serta merta dibongkar. Lokasinya tak jauh dari jembatan baru. Bedanya, dibangun dari kayu.
Sayang, di balik kemeriahan seremoni peresmian, Radar Banjarmasin melihat bungkusan plastik transparan berisi lem. Nyangkut di sela-sela pagar jembatan baru.
Aroma lem murahan itu bisa membuat mabuk si penghirupnya. Menanggapi soal lem itu, Plt Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, Windiasti Kartika berjanji akan meminta aparat lurah untuk menjaga keamanan di kawasan itu.
Dia juga berharap, warga turut menjaga jembatan ini. Jangan dibiarkan dirusak tangan-tangan jahil. Apalagi menjadi sarang anak-anak ngelem.
"Akan ada koordinasi untuk pengawasannya," jamin Windi. "Masyarakat juga harus peduli dan menjaganya," tutupnya. (war/fud/ema)