Penjualnya Hadir, Tapi Tak Terdengar Bunyi Terompet di Kota Banjarmasin

- Sabtu, 2 Januari 2021 | 13:58 WIB
DIPERINGATI: Karyawan di sebuah kafe di Banjarmasin dijejerkan kemudian diberikan peringatan keras oleh Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan. Gara-gara masih membuka kafe di atas jam 10 malam. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
DIPERINGATI: Karyawan di sebuah kafe di Banjarmasin dijejerkan kemudian diberikan peringatan keras oleh Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan. Gara-gara masih membuka kafe di atas jam 10 malam. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Dari kejauhan dentuman kembang api terdengar. Namun percikannya tak tampak bila dilihat dari Siring Jalan Pangeran Sudirman. Sebaliknya, di sejumlah sudut Kota Banjarmasin, penjual terompet tampak hadir namun bunyinya tak terdengar.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

"Sepi. Kalau tahun lalu, jualan seperti ini sebelum Isya pasti sudah habis," ucap Misbah bersama suaminya Alus menjajakan balon, permen kapas dan terompet.

Keduanya tampak duduk santai ditemui di kawasan Jembatan Pekauman Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kamis (31/12) malam. Bersandar di pagar jembatan. Mengobrol, sambil menunggui barang dagangan yang menggantung di badan sepeda.

Barang dagangan masih tampak memenuhi sepeda yang dibawa keduanya. Misbah mengatakan malam itu menjadi tahun ketiga berdagang balon, permen kapas, dan terompet.

Mulai menjajakan sedari jam dua siang hingga paling lambat jam dua malam, yang laku hanya beberapa. Sebagai contoh, keduanya membawa terompet dengan jumlah 15 buah. Namun yang laku hanya empat. "Mungkin ini gara-gara corona," timpal Alus.

Keduanya menjajakan barang dagangan itu tiap hari. Kalau tidak laku, barang-barang yang dibawa dikembalikan lagi. Keduanya hanya menjajakan saja. Dari situ, keduanya dapat bagian keuntungan.
Pasangan suami istri ini tinggal serumah beserta tiga anaknya. Di kawasan Gandapura, Kelurahan Pekauman. Tepatnya berseberangan dengan bangunan SMAN 10 Banjarmasin.

Selama pandemi Covid-19, keduanya mengaku cukup kesulitan. Keduanya juga mengaku tak punya pekerjaan lain. "Bantuan pun kami tidak dapat. Padahal sudah diurus," aku Misbah.

Bergeser ke kawasan lain, M Jayadi juga menjajakan dagangan serupa dengan Misbah dan Alus. Kendati demikian, lelaki 45 tahun itu cukup beruntung. Dagangannya ludes dibeli.

Jayadi menuturkan ketika sedang mengayuh sepeda, tiba-tiba saja ada mobil roda empat menyambangi. Ia kaget ketika si pengemudi memborong semua dagangannya. "Saya tanya, katanya untuk keluarga di rumah," ucap lelaki yang mengaku tinggal di kawasan Pekapuran Raya, itu lantas tersenyum.

Jayadi tak menampik bahwa malam tahun baru kali ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Banyak pedagang sepertinya tak laku. "Saya sudah keliling dari satu tempat ke tempat yang lain. Tapi, tak ada yang membeli. Beruntung, ketika pas hendak mau pulang tadi ada pembeli," ungkapnya.

Kendati demikian, baik Jayadi maupun Misbah dan Alus sepakat bahwa pandemi bukan jadi alasan penghalang mencari rezeki. "Selama mau berusaha, pasti ada jalannya. Doakan saja semoga tahun ini jualan kami berkah," tutup Alus.

Tutup Paksa Kafe Pelanggar

BANJARMASIN - Malam pergantian tahun di Kota Banjarmasin di tengah pandemi Covid-19 memang jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tim Satgas Covid-19 mengeluarkan surat edaran tentang larangan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X