Kerap kali kita hanya mampu memandang salahnya orang lain, tanpa disadari kita pun telah menjadi dari kesalahan itu sendiri. Salah Gisel, itu juga salah kita. Sejatinya kita sedang tidak menyeru pada tujuan kemuliaan, tapi justru terjebak dalam ladang kebencian dan kepongahan kepribadian semu.
Karena begini kata Profesor M Scott Peck, motif utama kejahatan adalah penyamaran. Salah satu tempat orang jahat paling mungkin ditemukan adalah di dalam tempat ibadah. Begitulah cara menyembunyikan kejahatan seseorang dari diri sendiri maupun dari orang lain selain.
Jangan-jangan para pihak yang sedang menghujat Gisel adalah mereka yang bersembunyi di tempat aman. Tempat kebaikan yang luput dari kesalahan di matanya sendiri dan orang lain. Nanti dulu. Anda tak bisa menipu Tuhan.
Gisel harus kuat melalui semua ini. Dia punya ladang masa depan untuk bertahan menghadapi dinamika hidupnya. Getir kelam hidupnya bukan disebabkan oleh pihak manapun, tapi oleh dirinya sendiri.
Kita mendukungnya untuk menghadapi kenyataan itu agar tercipta tumbuhnya kebaikan di masa-masa mendatang oleh mantan orang yang memiliki kesalahan sekalipun, tak terkecuali Gisel.
Para bijak Bestari mengatakan, momen terbaik kita kemungkinan besar terjadi ketika kita merasa sangat tidak nyaman, tidak bahagia, atau tidak puas dan terhina. Karena hanya pada saat-saat seperti itulah dengan didorong oleh ketidaknyamanan, kita cenderung keluar dari kebiasaan dan mulai mencari cara yang berbeda mencari jawaban hidup yang lebih benar.