Pemprov Kalsel Belum Ingin Buka Sekolah

- Senin, 4 Januari 2021 | 10:48 WIB
TATAP MUKA: Pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di sebuah sekolah di Kalimantan Selatan. Disdikbud Kalsel Belum Ingin Buka Sekolah.
TATAP MUKA: Pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di sebuah sekolah di Kalimantan Selatan. Disdikbud Kalsel Belum Ingin Buka Sekolah.

BANJARBARU - Meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperbolehkan belajar tatap muka mulai Tahun Akademik 2020/2021 atau awal Januari 2021. Namun, Pemprov Kalsel hingga kini belum ingin membuka sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel M Yusuf Effendi mengatakan, walaupun penentuan belajar tatap muka di sekolah diserahkan kepada pemda. Akan tetapi pihaknya masih memperhatikan kondisi daerah terkait Covid-19.

"Karena kesehatan dan keselamatan peserta didik, serta warga sekolah tetap menjadi perhatian utama," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengungkapkan, berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Kalsel, kasus virus corona hingga kini masih tinggi. Sehingga, berbahaya apabila sekolah dibuka.

"Saya mencermati satu minggu terakhir kasus terus meningkat, rata-rata ada 80 tambahan setiap hari. Ini masih rawan. Jadi kita tidak ingin gegabah, harus ada banyak aspek yang harus dicermati," ungkapnya.

Disampaikannya, jika suatu daerah masih zona oranye atau merah dan memaksanakan melakukan belajar tatap muka. Maka sangat berisiko terjadinya penularan virus corona. "Kecuali sudah zona kuning dan hijau, baru kita laksanakan sekolah tatap muka," ucapnya.

Meski begitu, Yusuf menuturkan, saat ini pihaknya telah meminta sekolah menyiapkan langkah-langkah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. "Jadi, ketika zona kita minimal kuning. Kita sudah siap melakukan belajar tatap muka," tuturnya.

Salah satu langkah yang perlu dipersiapkan ialah bagaimana melaksanakan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di masing-masing sekolah. "Selain itu, sekolah juga perlu membuat surat pernyataan untuk orang tua siswa, yang menyatakan bersedia anaknya sekolah tatap muka," beber Yusuf.

Disinggung bagaimana protokol kesehatan yang dilakukan apabila sekolah tatap muka dilakukan, dia menjelaskan, salah satu yang diterapkan ialah mengurangi peserta didik di setiap kelas. "Jadi, nanti sekolah bisa bergantian. 50 persen hari ini dan 50 persen besoknya. Sehingga jaga jarak bisa dilakukan," paparnya.

Di samping itu, dia menuturkan, setiap sekolah juga wajib menyiapkan tempat cuci tangan di depan pintu ruang belajar. Serta memiliki alat pengukur suhu badan. "Saya mengharapkan setiap sekolah setidaknya memiliki tiga alat ukur suhu badan. Jadi, sebelum siswa masuk kelas, suhu badannya dicek dulu," tuturnya.

Ditambahkan Yusuf, pihak sekolah juga harus menyiapkan masker cadangan. Guna mengantisipasi siswa yang kehilangan masker atau lupa membawa. "Karena siswa wajib menggunakan masker," katanya.

Dia menuturkan, Disdikbud Kalsel juga sudah meminta kepada semua satuan Pendidikan untuk terus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, guna mengetahui perkembangan status Covid-19 di daerahnya masing-masing.

"Hasil koordinasi nanti dilaporkan ke dinas sebagai bahan referensi untuk dibahas bersama dan dilaporkan ke gubernur, apakah sekolah itu layak belajar tatap muka atau tidak," tuturnya.

Kalau memang kota atau kabupatennya masuk dalam zona kuning atau hijau Covid-19, maka menurutnya sekolah bisa melakukan belajar tatap muka. "Karena berdasarkan petunjuk Mendikbud, belajar tatap muka bisa dilaksanakan secara menyeluruh ataupun parsial," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X