Kecuali FPI

- Kamis, 7 Januari 2021 | 13:09 WIB

SOEKARNO membubarkan Masyumi. Soeharto melarang PKI. Jokowi membubarkan HTI dan FPI.

=====================
Oleh: Syarafuddin
Editor Halaman Metropolis
Radar Banjarmasin
=====================

Kalau pernyataan di atas dicetuskan Munarman, tak aneh. Tapi saya mengutipnya dari tweet Dandhy Dwi Laksono.

Dandhy adalah pendiri WatchDoc. Pembaca pasti tahu film dokumenter besutannya, Sexy Killers.

Sebelumnya, lelaki tambun itu menulis menulis Jurnalisme Investigasi. Buku yang dipakai dalam kelas-kelas UKW (uji kompetensi wartawan).

Di Instagram, ia kerap memainkan bagian melodi Guns N'Roses atau Metallica dalam unggahan video pendek. Dandhy dan gitar listriknya sudah pasti bukan aktivis Islam.

Cuitan Dandhy mengingatkan saya pada Habib Rizieq Shihab.

Beberapa tahun silam, jauh sebelum Jemaah 212 melengserkan Ahok, Habib datang ke Banjarmasin untuk berceramah.

Ditugasi meliput, saya bertaruh, Masjid Raya Sabilal Muhtadin hanya terisi separuh.

Tebakan yang meleset dengan sukses. Masjid terbesar di Kalimantan Selatan itu penuh dari ujung ke ujung.

Mengenakan celana jins dan kaus oblong, saya menjadi titik hitam kecil di tengah lautan jemaah berjubah putih.

Duduk di saf terdepan dengan kamera Nikon D90, saya terkesima oleh kemampuan retorika Habib. Ternyata, julukan Singa Podium itu tak mengada-ada.

Habib mampu berceramah dengan lantang selama dua jam lebih tanpa harus membuka botol air mineral yang disediakan panitia. Staminanya luar biasa.

Pembaca, jangan salah paham. Saya bersimpati kepada Habib karena ia gambaran tokoh oposan yang kesepian.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X