Kemiskinan HST Turun Hanya 0,8 Persen

- Sabtu, 9 Januari 2021 | 20:03 WIB
PENGEMIS: Jembatan Sulaha di Jalan Perintis Kemerdekaan, Barabai menjadi pangkalan pengemis. Jumlahnya banyak setiap hari Jumat. | FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN
PENGEMIS: Jembatan Sulaha di Jalan Perintis Kemerdekaan, Barabai menjadi pangkalan pengemis. Jumlahnya banyak setiap hari Jumat. | FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BARABAI - Angka kemiskinan di Hulu Sungai Tengah cukup mengkhawatirkan. Dari jumlah penduduk 272.149 jiwa, sebanyak 16.090 jiwa masih tergolong miskin. Upaya pemerintah daerah dinilai belum berhasil menekan angka kemiskinan itu.

Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik HST 2020, jumlah penurunan kemiskinan hanya bergerak 0,8 persen. Pada tahun sebelumnya persentase kemiskinan di HST mencapai 6,01 persen. Tahun ini turun menjadi 5,93 persen. Angka ini hampir sama di tahun 2015 yakni 5,81 persen.

Hulu Sungai Tengah menempati urutan ke-3 tingkat kemiskinan dari 13 kabupaten atau kota di wilayah Kalimantan Selatan. Dengan jumlah penduduk 154 jiwa/Km2, pertumbuhannya rata-rata 1,38 persen setiap tahun.

Kepala Bappellitbangda Kabupaten HST, Ahmad Syahriani Effendi dalam paparan rancangan RPJMD 2022-2026 menyebut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di HST menjadi salah satu pokok masalah. “Ini jadi masalah pokok yang perlu menjadi perhatian bersama,” ujarnya (6/1) lalu.

IPM (indeks pembangunan manusia) di HST masih 68,8 persen, dan berada di peringkat ke-9 dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel. “Namun terus mengalami peningkatan tiap tahunnya,” tambahnya.

Pada rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten HST untuk tahun 2022-2026, ada enam permasalahan pokok pembangunan Kabupaten HST yaitu belum optimalnya kualitas SDM, belum optimal pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pertumbuhan yang berkualitas.

Kemudian lambatnya perkembangan kawasan pertumbuhan dan belum terpenuhinya secara merata pembangunan infrastruktur, adanya potensi konflik sosial dan penyakit masyarakat yang berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan, belum optimalnya tata kelola pemerintahan, menurunnya kualitas lingkungan, dan terjadinya bencana alam.

Sedangkan fokus pembangunan HST dalam lima tahun ke depan yakni mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan kawasan perdesaan, meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar dan kawasan perumahan dan permukiman, serta peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi. (mal/dye/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X