Menghadapi badut jalanan, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina memerintahkan Satpol PP untuk menggencarkan patroli.
---
BANJARMASIN - Target utamanya adalah pelajar atau anak di bawah umur yang berada di balik kostum badut. Ibnu khawatir, kalau dibiarkan, terjadi eksploitasi anak.
"Kami akan bijaksana," janjinya, kemarin (8/1). "Patroli ini memantau siapa badutnya, anak kecil atau orang dewasa. Kalau banyak anak-anak, maka akan ditertibkan," tegasnya.
Pengemis berkostum tokoh kartun atau komik itu semakin marak. Mudah sekali ditemukan di pertigaan atau perempatan lampu merah.
Penyebabnya, apalagi kalau bukan pandemi. Resesi ekonomi memaksa warga mengais rezeki dengan cara apa saja.
Ibnu menduga, selama sekolah-sekolah ditutup, sebagian anak-anak tergerak untuk membantu menambah penghasilan orang tuanya. "Sebelum pandemi, mereka sibuk dengan bangku sekolah," ujarnya.
Ibnu lalu mengutip hasil penelitian, bahwa hanya 50 persen pelajar yang mampu mengikuti pembelajaran daring.
"Sisanya belajar apa? Ya tidak belajar. Itu yang dikhawatirkan, lost learning bisa berujung lost generation," tegasnya.
Bagi Ibnu, inilah alasan mengapa Dinas Pendidikan terus menyiapkan pembukaan sekolah. Agar anak-anak bisa kembali belajar tatap muka bersama gurunya. Tentu dengan menerapkan protokol secara ketat.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Banjarmasin, Fahrurrazi mengaku siap menjalankan instruksi wali kota.
Dia akan mengajak Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).
"Kemungkinan tak hanya penertiban. Perlu tindakan lain. Bisa jadi kami serahkan ke pengadilan untuk dikenai sanksi," jelasnya.
Mengapa harus setegas itu? Diceritakannya, sudah berkali-kali Satpol PP menertibkan. Dan tak jarang ditemukan anak kecil di balik kostum badut.