PROKAL.CO,
MARTAPURA – Debit air Sungai Martapura yang kembali meluap membuat warga Teluk Selong Ulu Martapura Timur gagal kembali ke rumah. Genangan air yang terus meningkat membuat mereka bertahan lebih lama di pengungsian.
“Awalnya mau pulang dan bersih-bersih. Tak tahunya hujan lagi. Air di rumah selutut orang dewasa,” ungkap Fatimah yang bersama 5 keluarga lainnya memilih tinggal sementara di ruang belajar Madrasah Sabilul Rosyad Teluk Selong Ulu. Ia bersama warga lainnya bertahan di pengungsian selama 15 hari. “Kami mulai merasa tidak enak badan. Kaki gatal dan sedikit meriang karena kaki terlalu lama terendam air,” ungkapnya.
Sedangkan Sari, warga Pekauman mengatakan banjir yang melanda di Pekauman dan Teluk Selong dimulai 15 Desember 2020 atau sudah 25 hari. “Debit Sungai Martapura sangat mengkhawatirkan. Meluap sampai ke jalan Kertak Baru. Jalan Martapura Lama arah Sungai Tabuk mulai tergenang sejak pekan lalu,” ungkapnya.
Informasi sementara, musibah banjir memang meluas di enam kecamatan. Yaitu Karang Intan, Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Astambul, dan Sungai Tabuk. Para korban biasanya tinggal di kampung-kampung pesisir anak sungai dan Sungai Martapura yang alurnya sampai ke Sungai Tabuk.
Banjir besar tahun ini berasal dari hujan lebat di kawasan pesisir pemukiman penduduk dan pegunungan. Terjadi hujan bersamaan terus menerus. Air hujan langsung mengalir dari Riam Kiwa ke beberapa cabang sungai dan akhirnya terkumpul di Sungai Martapura.
Makin parahnya banjir kali ini disebabkan buruknya pembangunan di daerah aliran sungai. Juga terjadi pendangkalan. Bahkan, daerah resapan yang diharamkan dibangun rumah malah dibiarkan. Contohnya di Jalan Veteran Martapura. Akibatnya, empat folder di Kota Martapura yaitu Antalangu, Liang, Tambak Anyar dan folder Pesayangan tidak berfungsi dengan baik.