PROKAL.CO,
BARABAI- Banjir terbesar pernah terjadi di Hulu Sungai Tengah pada tahun 1985. Kala itu air dari sungai Hantakan mengepung kota Barabai. Pemandangan itu kembali terulang 36 tahun kemudian. Dalam skala dan keluasannya, banjir dalam sepekan ini bahkan dipercaya terparah dalam sejarah.
Banjir membuat aktivitas di Barabai lumpuh total. Pasar Barabai terendam, perkantoran Bupati HST bak kolam. Bahkan ketinggalan air di wilayah perkantoran mencapai leher orang dewasa.
Alhasil dokumen-dokumen pemerintahan larut. Ratusan orang terisolasi lantaran derasnya arus banjir. Beberapa pegawai sempat terjebak di dalam kantor bupati dan di lantai dua gedung DPRD HST .
"Alhamdulillah baru hari ini (red) saya bisa keluar dari kantor Bupati HST. Sebelumnya ketinggian air sampai leher. Sekarang sudah surut sampai pinggang saja," kata Rizki yang sempat terjebak di kantor bupati.
Satu hari satu malam terjebak, Rizky dan 10 orang lainnya hanya mengkonsumsi air di dalam kantor Bupati. "Mau cari makan susah gak bisa keluar kantor," bebernya.
Di wilayah perkotaan beberapa warga bahkan terjebak di atas genteng. Seperti di desa Muntiraya kecamatan Barabai. Tepatnya dekat lapangan Tenis Bungur. "Banyak anak-anak, balita dan lansia, di sana, logistik belum ada makanan dan minuman," kata Wiwit Lestari.