10 Truk Bawa Warga Jejangkit ke Pengungsian

- Senin, 18 Januari 2021 | 10:02 WIB
MENGUNGSI: Pengungsian di pelataran Masjid Al-Mushallun dipenuhi warga. Dilengkapi dengan posko kesehatan. | Foto: AHMAD MUBARAK WARTAWAN RADAR BANJARMASIN
MENGUNGSI: Pengungsian di pelataran Masjid Al-Mushallun dipenuhi warga. Dilengkapi dengan posko kesehatan. | Foto: AHMAD MUBARAK WARTAWAN RADAR BANJARMASIN

MARABAHAN - Korban banjir di Kecamatan Jejangkit mulai mengungsi ke Rantau Badauh. Sudah sekitar 200 warga yang datang di kecamatan itu, Minggu (17/01) pagi.

Sekitar 10 truk berhasil mengangkut warga Kecamatan Jejangkit, sejak Sabtu (16/1) malam. Melalui Jalan Rai 5, warga Jejangkit diungsikan di Kecamatan Rantau Badauh. Mengungsi di beberapa tempat pengungsian yang disediakan

“Sekitar 200 warga Jejangkit sudah berhasil sampai Rantau Badauh. Sudah mengungsi di tempat yang disediakan dan beberapa rumah warga,” ujar Winarti, Ketua DPK KNPI Rantau Badauh yang berjaga di posko pengungsian Desa Sungai Sahurai, Kecamatan Rantau Badauh.

Winarti menambahkan, selain rumah warga dan posko Sungai Sahurai, pengungsi dibagi di beberapa tempat pengungsian yang ada di Kecamatan Rantau Badauh. Seperti di tempat pengungsian Desa Danda Jaya, Sungai Gampa, dan Sungai Bamban.

“Diperkirakan hati ini pengungsi dari Jejangkit terus bertambah,” ungkapnya. Untuk saat ini menurut Winarti, pengungsian di posko Sungai Sahurai berjumlah 40 orang. Dimana untuk makan dan pakaian pengungsi sudah hampir terpenuhi. “Telur masih diperlukan di posko. Sedangkan beras dan mi instan lumayan banyak,” ujarnya sembari mengatakan bantuan masih datang silih berganti.

Sahriyah salah satu pengungsi asal Desa Jejangkit Muara yang mengungsi di pengungsian ini mengaku sempat empat hari bertahan di rumah. Mengaku ketinggian air di desanya sudah mencapai pinggang orang dewasa.

“Malam tadi kami di evaluasi menggunakan truk,” ujarnya. Sahriyah mengaku memilih mengungsi karena hampir seluruh warga sudah mengungsi. Serta stok makanan yang sudah menipis.

“Masih ada keluarga yang belum dievakuasi. Kabarnya truk sudah tidak bisa masuk lagi. Rencananya akan dievakuasi hari ini menggunakan kelotok,” ujar wanita yang masih menggendong anak keduanya yang masih balita umur 1 bulan. Hal senada juga dialami warga Semangat Dalam Kecamatan Alalak.

Ratusan warga menempati tempat pengungsian. Seperti di Kantor Kecamatan Alalak, dan Masjid Al-Mushallun. Ratusan warga Semangat Dalam mengungsi di pelataran masjid. Bahkan disediakan posko kesehatan oleh puskesmas Alalak. Siaga selama 24 jam penuh untuk mengobati para pengungsi yang sakit.

“Di pengungsian banyak anak-anak dan balita. Mereka paling banyak membutuhkan minyak kayu putih dan minyak telon,” ujar Fatimah, Kepala Puskesmas Alalak yang ikut berjaga di posko kesehatan pengungsian Masjid Al-Mushallun. (bar/tri/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X