Banjir, Awas Krisis Air Bersih

- Senin, 18 Januari 2021 | 14:21 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

Bencana banjir berdampak pada berbagai krisis di Kalsel. Salah satu yang paling dikeluhkan adalah tiadanya ketersediaan air bersih. Banjir tak hanya mencemarkan air tetapi juga menganggu ruang instalasi pengolahan air (IPA) PDAM di Banjarmasin. Instalasi pengolahan air bersih pun praktis dihentikan dan tak bisa disalurkan ke warga.

“Air pasang tinggal hitungan senti mendekati power instalasi. Semoga saja tak terus naik,” beber Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian kemarin.

Hal inijuga terjadi beberapa hari yang lalu. Pompa air baku di Sungai Tabuk sempat dihentikan karena air sudah mulai masuk ke travo PLN. Tak ingin beresiko, pompa pun dihentikan oleh PDAM Bandarmasih.

Kondisi saat ini panel power di IPA Pramuka saat ini terangnya harus dipasang tanggul untuk meminimalisir air yang masuk. “Petugas berjaga 1X24 jam. Malam tadi tanggul terus ditambah karena tinggi air. Tak lagi meter, sudah tinggal hitungan senti,” terangnya.

Instalasi pengolahan PDAM di Jalan Pramuka Banjarmasin merupakan sumber inti untuk menyalurkan air bersih ke pelanggan di Banjarmasin. Jika tak bisa mengolah, praktis saluran air bersih terhenti. PDAM Bandarmasih sendiri masih memiliki instalasi pengolahan di Km 2 Banjarmasin. Namun, itu pun hanya cukup mengaliri untuk pelanggan yang berada di Banjarmasin Barat, Utara dan sebagian di kawasan Utara. “Kalau di instalasi Km 2 masih aman. Semoga di sana air tak tinggi,” ucapnya.

Di Banjarbaru, leding dimatikan PDAM karena banjir juga menggenangi IPA milik PDAM Intan Banjar. Direktur Teknik PDAM Intan Banjar, Said Umar mengatakan, hingga kemarin (17/1) masih ada dua instalasi yang terendam. Keduanya berada di Kecamatan Astambul dan Kecamatan Simpang Empat.

"Karena masih terendam, dua instalasi ini belum bisa melayani air bersih untuk pelanggan di Astambul, Simpang Empat dan Pengaron," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Selain dua instalasi itu, dia mengungkapkan, IPA II Pinus juga tidak bisa beroperasi secara maksimal lantaran air baku di irigasi keruh. "Air keruh memerlukan proses yang lebih lama. Sehingga, pendistribusian tidak bisa optimal," ungkapnya.

Disampaikannya, IPA II Pinus melayani pelanggan di Martapura dan Banjarbaru. Karena tidak optimal, maka distribusi air tidak merata. "Air mungkin tidak mengalir di pelanggan yang berada di jaringan pipa terjauh dan tinggi," ucapnya.

Sementara itu, Zulfikar salah seorang warga Kompleks Guntung Manggis Living Style, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin menuturkan, air PDAM di wilayah mereka mulai mati pada Sabtu (17/1) sore. "Kadang mengalir, tapi kecil," tuturnya.

Dia berharap, banjir yang merendam sejumlah wilayah di Banua bisa segera berakhir. Supaya, masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa. "Mudah-mudahan tidak ada korban juga," pungkasnya.

Di Kabupaten Balangan, meningkatnya volume air di sungai Batang Balangan, mengakibatkan terganggunya operasional PDAM Balangan di wilayah Kecamatan Paringin dan Paringin Selatan, sejak Jumat (15/1) sore. Akibatnya, sudah sekitar dua hari ini warga di dua kecamatan kesulitan air bersih.

Direktur PDAM Kabupaten Balangan, Suriadi mengungkapkan, terganggunya operasional PDAM Balangan karena ponton sempat terbalik disebabkan terjangan air sungai yang cukup deras. Walhasil pipa rusak dan mesin pompa sentrifugal mati.

Selain itu, ruangan panel listrik terendam air, sehingga perlu dilakukan evakuasi supaya tidak terjadi korsleting. Hal ini lah yang menyebabkan produksi tidak bisa jalan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X